Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, menunjukkan angka yang menarik pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp 109.852 per kapita per bulan. Angka ini tumbuh 16.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, Kabupaten Merauke menduduki peringkat ke-3 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Papua Selatan untuk kategori ini.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, alokasi untuk perawatan kulit masih relatif kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 370.176. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi tercatat Rp 232.644, rokok dan tembakau Rp 188.493, dan sabun mandi Rp 117.129. Pengeluaran untuk kecantikan sendiri berada di angka Rp 44.679.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Selatan 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Merauke cenderung fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan signifikan dari Rp 43.787 pada 2018 menjadi Rp 85.289 pada 2020, sempat turun menjadi Rp 65.026 pada 2021. Namun, pada 2022 terjadi lonjakan tertinggi hingga Rp 111.591, sebelum kemudian sedikit turun dan kembali naik di 2024.
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Merauke secara umum juga menunjukkan perkembangan. BPS mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.966.621 pada 2024. Angka ini sedikit naik 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, meski tidak terlalu signifikan.
Dalam skala pulau Papua, Kabupaten Merauke berada di peringkat ke-14 untuk pengeluaran perawatan kulit. Secara nasional, posisinya berada di peringkat ke-41. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Selatan, Kabupaten Boven Digoel menempati peringkat pertama dengan pengeluaran Rp 146.888 dan pertumbuhan 27.8 persen. Kabupaten Mappi berada di posisi kedua dengan Rp 113.872 dan pertumbuhan 0.8 persen, serta Kabupaten Asmat di posisi keempat dengan Rp 76.028 dan pertumbuhan 11.9 persen.
Berdasarkan data BPS, konsumsi bukan makanan di Kabupaten Merauke menduduki urutan pertama di antara kabupaten/kota di Provinsi Papua Selatan.
(Baca: Pendapatan Pemprov dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan dalam APBD Pemda Periode 2013-2024)
Anomali terjadi pada tahun 2021, di mana pengeluaran untuk perawatan kulit mengalami penurunan turun 23.8 persen. Ini berbeda dengan tren secara umum yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
#### Kabupaten MeraukeRata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Merauke pada tahun 2024 mencapai Rp 1.014.973, meningkat 16.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 870.813,6. Pertumbuhan ini menempatkan Merauke pada peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Papua Selatan, menunjukkan daya beli masyarakat yang kuat untuk kebutuhan selain makanan. Hal ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan prioritas pada kebutuhan sekunder.
#### Kabupaten Boven DigoelKabupaten Boven Digoel mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 651.135 pada tahun 2024, meningkat 10.8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 587.657,7. Kenaikan ini menempatkan Boven Digoel pada peringkat kedua se-kabupaten/kota di Provinsi Papua Selatan. Meski demikian, pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan ini mengindikasikan adanya peningkatan akses dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan.
#### Kabupaten AsmatPengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Asmat pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 935.582. Jumlah ini mengalami penurunan turun 18.3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.145.728. Penurunan ini menempatkan Asmat pada peringkat ketiga se-kabupaten/kota di Provinsi Papua Selatan. Penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat Asmat dalam memenuhi kebutuhan dasar dan sekunder.
#### Kabupaten MappiRata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Mappi pada tahun 2024 adalah Rp 539.369, mengalami pertumbuhan 7.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 503.532,46. Pertumbuhan ini menempatkan Mappi pada peringkat keempat se-kabupaten/kota di Provinsi Papua Selatan. Peningkatan ini mencerminkan adanya perbaikan dalam kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan.