Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran mencapai Rp135.122 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Tabanan cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2022, namun kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2023 tercatat sebesar Rp120.924, dan pada 2024 mengalami lonjakan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rokok dan tembakau di kalangan masyarakat Tabanan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Gorontalo 2015 - 2024)
Dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang sebesar Rp337.151, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 40 persen. Angka ini cukup signifikan, mengingat pengeluaran untuk makanan jadi hanya Rp201.424. Artinya, sebagian besar pendapatan masyarakat Tabanan dialokasikan untuk konsumsi rokok dan tembakau.
Secara peringkat, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Tabanan menduduki urutan ke-4 di antara kabupaten/kota se-Bali. Jika dibandingkan secara nasional, Tabanan berada di peringkat 228. Kabupaten Badung menempati urutan pertama dengan pengeluaran tertinggi, diikuti Kota Denpasar dan Kabupaten Bangli.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Bali, pertumbuhan pengeluaran rokok dan tembakau di Tabanan cukup tinggi. Kabupaten Badung mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 34,3 persen, diikuti Kota Denpasar (21,9 persen), dan Kabupaten Bangli (1,5 persen). Sementara itu, Kabupaten Klungkung, Buleleng, dan Karangasem justru mengalami penurunan.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Saint VIncent dan Grenadines 2015 - 2024)
#### Kota DenpasarKota Denpasar mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.639.727 pada tahun 2024. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.249.198,64, dengan pertumbuhan mencapai 31,3 persen. Peringkat Kota Denpasar sebagai wilayah dengan pengeluaran bukan makanan tertinggi se-Bali tetap bertahan di urutan pertama, menunjukkan konsumsi masyarakat yang tinggi untuk kebutuhan selain makanan.
#### Kabupaten BadungKabupaten Badung mencatat pertumbuhan tertinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp1.081.710 pada tahun 2024. Angka ini melonjak 52,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp707.281,87. Peringkat Kabupaten Badung sebagai wilayah dengan pengeluaran makanan tertinggi se-Bali tetap stabil di urutan pertama, mengindikasikan peningkatan signifikan dalam konsumsi makanan masyarakat.
#### Kabupaten GianyarKabupaten Gianyar mengalami penurunan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran tercatat sebesar Rp1.940.086, turun 10 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp2.154.652. Meskipun demikian, Gianyar tetap berada di peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengeluaran tertinggi se-Bali, menunjukkan bahwa meski menurun, daya beli masyarakat masih cukup tinggi.