Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran mencapai Rp 241.707 per kapita per bulan, meningkat 38,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan perubahan pola konsumsi masyarakat Bantaeng terhadap makanan dan minuman siap saji.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat Bantaeng, alokasi untuk makanan dan minuman jadi cukup besar. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan minuman jadi adalah 17,78% dari total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp 1.359.035. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (2,98%) atau sabun mandi (0,39%), namun lebih rendah dari rokok dan tembakau (9,33%).
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Bantaeng fluktuatif. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 136.939, kemudian terus naik hingga tahun 2020 menjadi Rp 167.238. Sempat turun pada tahun 2021 menjadi Rp 132.579, namun kembali naik signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Kenaikan tahun 2024 merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tersebut, menunjukkan adanya peningkatan permintaan terhadap produk makanan dan minuman jadi di kalangan masyarakat Bantaeng.
Dalam skala regional, Kabupaten Bantaeng menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan pada tahun 2024. Peringkat ini berada di bawah Kota Makassar dan Kota Palopo. Secara nasional, Bantaeng berada di peringkat 126. Pada tahun 2024, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Makassar tercatat sebesar Rp 256.128, Kota Palopo Rp 248.024, Kabupaten Pinrang Rp 231.885, Kabupaten Sidenreng Rappang Rp 231.035, dan Kabupaten Enrekang Rp 226.065. Pertumbuhan pengeluaran tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya diraih Kabupaten Bantaeng (38.9%), Kabupaten Enrekang (28.4%), dan Kabupaten Sidenreng Rappang (23.4%).
Kota Makassar
Berdasarkan data BPS, pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kota Makassar pada tahun 2024 mencapai Rp 1.012.020, meningkat 8,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai ini, Kota Makassar menduduki peringkat pertama untuk pengeluaran bukan makanan di Sulawesi Selatan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Makassar mencapai Rp 1.803.702, pertumbuhan sebesar 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempatkannya pada peringkat pertama di Sulawesi Selatan.
Kota Palopo
Kota Palopo menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran makanan dan bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp 822.375, naik 21,3% dari tahun sebelumnya, menempatkannya di urutan ketiga di Sulawesi Selatan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.583.231, meningkat 22,6% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat kedua di Sulawesi Selatan.
(Baca: Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kota Pasuruan | 2024)
Kabupaten Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp 701.298 pada tahun 2024, meningkat 2,1% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat keempat di Sulawesi Selatan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan adalah Rp 1.379.043, meningkat 6,6% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menempati urutan ketujuh di Sulawesi Selatan.
Kabupaten Sidenreng Rappang
Pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2024 mencapai Rp 699.112, meningkat 29,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati urutan kelima di Sulawesi Selatan. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan adalah Rp 1.423.968, meningkat 28,6% dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di peringkat keempat di Sulawesi Selatan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.