Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, mencapai Rp460.232 per kapita per bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sebesar 87,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi atau peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Cirebon.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, alokasi untuk aneka barang dan jasa ini menunjukkan proporsi yang cukup besar. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan adalah Rp707.634, sedangkan untuk bukan makanan mencapai Rp630.461. Dengan demikian, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa mencakup sekitar 34,4% dari total pengeluaran non-makanan.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Bangka Barat | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Cirebon mengalami fluktuasi, namun cenderung meningkat dari tahun 2018 hingga 2024. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp133.468, kemudian meningkat menjadi Rp137.680 pada tahun 2019, dan Rp162.959 pada tahun 2020. Sempat mengalami pertumbuhan yang sedikit lebih lambat pada tahun 2021 (5,7%), pengeluaran kemudian melonjak tajam pada tahun 2022 dan 2023, sebelum mencapai level tertinggi pada tahun 2024.
Total pengeluaran masyarakat Kabupaten Cirebon menunjukkan pertumbuhan yang positif. Ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi masyarakat. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami peningkatan, namun tidak sebesar pertumbuhan pada aneka barang dan jasa. Hal ini mungkin mencerminkan perubahan prioritas konsumsi, di mana masyarakat mulai mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan selain makanan pokok.
Dalam data perbandingan, Kabupaten Cirebon berada di peringkat ke-7 untuk pengeluaran aneka barang dan jasa di antara kabupaten/kota se-Jawa Barat pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan posisi yang cukup baik, meskipun masih berada di bawah kota-kota besar seperti Kota Bekasi (peringkat 1), Kota Bogor (peringkat 2), dan Kota Depok (peringkat 3). Secara nasional, Kabupaten Cirebon menempati peringkat ke-32.
Berdasarkan data BPS, konsumsi non-makanan di Kabupaten Cirebon menduduki peringkat yang cukup baik dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Kota Bekasi mencatatkan nilai tertinggi untuk pengeluaran aneka barang dan jasa tahun 2024, yaitu Rp808.107 dengan penurunan sebesar 3,7%. Kabupaten Cirebon menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 87,4%, berbeda dengan Kota Bogor yang mengalami penurunan signifikan turun 21.7% dan berada di peringkat kedua dengan nilai Rp734.573. Kota Depok berada di posisi ketiga dengan nilai Rp722.426 dan penurunan turun 4.2%. Kota Bandung berada di urutan keempat dengan nilai Rp525.257 dan mengalami penurunan -17.7%. Kota Cimahi berada di posisi kelima dengan nilai Rp494.170 dan penurunan tipis -0.9%.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Sukoharjo | 2024)
Rata-rata pengeluaran untuk aneka barang dan jasa dalam tiga tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang baik dibandingkan lima tahun sebelumnya. Kenaikan tajam pada tahun 2024 menjadi anomali tersendiri, mengingat pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya cenderung lebih moderat. Hal ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam pola konsumsi atau kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten Cirebon pada tahun tersebut.
Kota Bekasi
Kota Bekasi menunjukkan performa yang kuat dengan pengeluaran non makanan mencapai Rp1.908.316 pada tahun 2024, menempati peringkat pertama di Jawa Barat. Pertumbuhan sebesar 22,4% menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan konsumsi masyarakat yang tinggi.
Kota Depok
Kota Depok mencatatkan pengeluaran non makanan sebesar Rp1.674.594, berada di posisi kedua di Jawa Barat. Pertumbuhan sebesar 12,8% menegaskan bahwa Depok tetap menjadi salah satu pusat konsumsi utama di provinsi tersebut.
Kota Bogor
Kota Bogor mengalami peningkatan luar biasa dalam pengeluaran non makanan, mencapai Rp1.561.420. Kenaikan signifikan sebesar 50,1% menempatkan kota ini sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat di Jawa Barat.
Kota Bandung
Kota Bandung mencatatkan pengeluaran non makanan sebesar Rp1.382.176 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 12,2%. Kota ini tetap menjadi salah satu pusat konsumsi penting di Jawa Barat, mencerminkan aktivitas ekonomi yang dinamis.
Kota Cimahi
Kota Cimahi mencatatkan pengeluaran non makanan sebesar Rp1.241.001, dan pertumbuhan sebesar 14,3% menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat terus meningkat. Peningkatan ini menunjukkan stabilitas ekonomi di kota tersebut.