Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 50.000 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 3.1% dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Meskipun demikian, pertumbuhan ini tergolong moderat jika dibandingkan dengan fluktuasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bangka Barat mengalami perjalanan yang fluktuatif. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 33.755, kemudian meningkat menjadi Rp 36.058 pada tahun 2019, dan melonjak signifikan sebesar 51.2% menjadi Rp 54.513 pada tahun 2020. Namun, pada tahun 2021, terjadi penurunan sebesar 9.9% menjadi Rp 49.137, diikuti stagnasi pada tahun 2022 dan penurunan sedikit pada tahun 2023.
(Baca: Harga Daging Sapi Kualitas 2 di Bali Rp.202,15 Ribu per Kg (Kamis, 30 Oktober 2025))
Dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 265.365, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sebagian kecil. Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan yang hanya sebesar Rp 28.421 per kapita per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Bangka Barat memberikan perhatian yang cukup besar pada perawatan kulit.
Dalam skala provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Barat berada di urutan ke-5 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Pangkal Pinang menempati urutan pertama dengan pengeluaran sebesar Rp 90.199, diikuti oleh Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Belitung Timur. Secara nasional, Kabupaten Bangka Barat berada di peringkat 286.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2024 adalah Rp 710.083, naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.602.039, mengalami penurunan sebesar 3.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan non-makanan, termasuk perawatan kulit.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkal Pinang mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran untuk perawatan kulit, yaitu sebesar 12.8% dengan nilai pengeluaran pada tahun 2024 mencapai Rp 90.199. Kabupaten Belitung juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 17.9% dengan nilai pengeluaran mencapai Rp 75.155. Sementara itu, Kabupaten Bangka Tengah mengalami penurunan pengeluaran untuk perawatan kulit sebesar 23.1%.
(Baca: 10 Provinsi Terpilih Harga Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1 Tertinggi (Kamis, 30 Oktober 2025))
Kota Pangkal Pinang
Pada tahun 2024, Kota Pangkal Pinang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.294.666, mengalami pertumbuhan sebesar 18.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menjadikan Pangkal Pinang menduduki peringkat pertama se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk kategori ini.
Kabupaten Belitung Timur
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 1.002.638, menunjukkan pertumbuhan sedikit sebesar 0.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak terlalu besar, Belitung Timur tetap berada di peringkat kedua se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk kategori ini.
Kabupaten Belitung
Kabupaten Belitung mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp 1.985.933 pada tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0.6% dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap menempatkan Belitung di peringkat ketiga se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kabupaten Bangka
Dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 896.868 pada tahun 2024, Kabupaten Bangka menunjukkan pertumbuhan sebesar 3.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengantarkan Bangka ke peringkat keempat se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk kategori tersebut.