Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan angka yang menarik di tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp 69.666 per kapita per bulan, meningkat 20,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk perawatan kulit ini merupakan bagian dari pengeluaran total masyarakat. Jika dibandingkan, pengeluaran perawatan kulit mencapai 23,2% dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang sebesar Rp 300.378. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan secara umum yaitu Rp 35.750. Pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp 242.766 dan rokok serta tembakau Rp 129.428.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Televisi Kabel Desa Periode 2013-2024)
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Sukoharjo adalah Rp 1.473.328. Angka ini sedikit mengalami penurunan sebesar 2,9% dari tahun sebelumnya. Walaupun demikian, pertumbuhan pengeluaran untuk perawatan kulit justru mengalami kenaikan yang signifikan.
Data historis menunjukkan pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Sukoharjo fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 45.036, kemudian naik menjadi Rp 49.989 di tahun 2019. Sempat mengalami penurunan sebesar 11% di tahun 2020 menjadi Rp 44.501, kemudian kembali naik menjadi Rp 48.595 di tahun 2021. Tahun 2022 menjadi tahun pengeluaran tertinggi sebelum tahun 2024, yaitu Rp 62.860. Sempat sedikit turun di tahun 2023 menjadi Rp 57.977, sebelum akhirnya melonjak di tahun 2024.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo berada di urutan ke-8 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Semarang menempati urutan pertama dengan pengeluaran Rp 95.594, disusul Kota Magelang (Rp 95.520) dan Kota Surakarta (Rp 88.833). Secara nasional, Kabupaten Sukoharjo berada di peringkat ke-149.
Berdasarkan data BPS, persentase konsumsi bukan makanan di Kabupaten Sukoharjo berada di urutan ke-6 se-Jawa Tengah. Di mana pengeluaran untuk non makanan mencapai Rp 809.348, dan pertumbuhan dari tahun sebelumnya mencapai 27,1%.
Rata-rata pengeluaran untuk perawatan kulit selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp 63.501. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2022) sebesar Rp 51.994, terlihat adanya pertumbuhan yang cukup signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2024, mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran atau prioritas masyarakat terhadap perawatan kulit.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Lamongan | 2024)
Kenaikan pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 20,2%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2020 sebesar 11%. Anomali ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 yang mempengaruhi prioritas pengeluaran masyarakat. Namun, data terbaru menunjukkan adanya pemulihan dan peningkatan yang signifikan setelah masa pandemi.
Berikut adalah perbandingan dengan lima kabupaten/kota lain di Jawa Tengah:
Kota Semarang: Nilai pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024 mencapai Rp 95.594, dengan pertumbuhan 28,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Semarang menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah.
Kota Magelang: Pengeluaran untuk perawatan kulit mencapai Rp 95.520, dengan pertumbuhan 9,4%. Kota Magelang berada di peringkat kedua se-provinsi.
Kota Surakarta: Dengan pengeluaran Rp 88.833, Kota Surakarta mengalami pertumbuhan 29,4% dan berada di peringkat ketiga.
Kota Tegal: Pengeluaran tercatat Rp 83.543, namun mengalami penurunan turun 8,6%. Kota Tegal berada di peringkat keempat.
Kota Salatiga: Pengeluaran mencapai Rp 79.995, tumbuh 16,2% dan menduduki peringkat kelima.
Kota Semarang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Semarang mencapai Rp 1.322.997 pada tahun 2024, meningkat 12,6% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Semarang sebagai wilayah dengan pengeluaran non makanan tertinggi di Jawa Tengah. Konsumsi masyarakat Kota Semarang untuk kebutuhan selain makanan terus meningkat signifikan, menunjukkan kemampuan ekonomi yang kuat.
Kota Salatiga
Kota Salatiga mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.315.195, mengalami penurunan -14,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, Kota Salatiga tetap menjadi salah satu wilayah dengan pengeluaran non makanan tertinggi di Jawa Tengah, berada di urutan kedua setelah Kota Semarang. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh perubahan prioritas konsumsi atau faktor ekonomi lainnya.
Kota Magelang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Magelang adalah Rp 689.220 pada tahun 2024, mengalami penurunan -6,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun terjadi penurunan, Kota Magelang tetap menjadi salah satu wilayah dengan tingkat konsumsi makanan yang cukup tinggi di Jawa Tengah. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat Kota Magelang tetap memprioritaskan kebutuhan pangan mereka.
Kota Surakarta
Di Kota Surakarta, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp 759.788 pada tahun 2024, mengalami penurunan -0,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun ada penurunan, Kota Surakarta tetap menjadi salah satu pusat konsumsi makanan yang signifikan di Jawa Tengah. Tingkat konsumsi yang stabil ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Surakarta memiliki pola makan yang mapan dan cenderung tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.