Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantul pada tahun 2024 mencapai Rp305.894 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,3% dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp287.864.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Bantul sebesar Rp315.362, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 97%. Sementara, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi lebih besar dari pengeluaran untuk kecantikan (Rp53.579), perawatan (Rp66.010), rokok dan tembakau (Rp113.055), serta sabun mandi (Rp69.956). Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki porsi yang signifikan dalam pengeluaran masyarakat Kabupaten Bantul.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Kep. Bangka Belitung 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantul cenderung fluktuatif. Dalam kurun waktu 2018-2024, tahun 2020 mencatat pengeluaran tertinggi dengan nilai Rp257.473, namun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2021 menjadi Rp232.184. Setelah itu, pengeluaran kembali menunjukkan tren peningkatan hingga mencapai angka Rp305.894 pada tahun 2024.
Berdasarkan data perbandingan, Kabupaten Bantul menempati urutan ketiga dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-DI Yogyakarta pada tahun 2024. Posisi ini berada di bawah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, namun lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunung Kidul. Secara nasional, Kabupaten Bantul berada pada urutan ke-55 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi.
Kota Yogyakarta mencatatkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp402.247 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 7,1%. Kabupaten Sleman memiliki pengeluaran Rp386.055 dengan pertumbuhan negatif turun 2,5%. Kabupaten Kulonprogo mencatatkan angka Rp171.650 dengan pertumbuhan -1,5%, sementara Kabupaten Gunung Kidul mencatatkan Rp162.224 dengan pertumbuhan tertinggi yaitu 11,9%.
(Baca: Keadaan Angkatan Kerja di Kabupaten Pacitan pada 2024)
Kota Yogyakarta
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Yogyakarta pada tahun 2024 mencapai Rp1.414.471, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp1.414.249,09. Pertumbuhan yang stagnan ini menempatkan Kota Yogyakarta pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di DI Yogyakarta. Besarnya pengeluaran bukan makanan mencerminkan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap barang dan jasa selain makanan.
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan pada tahun 2024, mencapai Rp1.297.903 dari tahun sebelumnya Rp1.045.997,33. Peningkatan sebesar 24,1% ini menempatkan Sleman pada urutan kedua di DI Yogyakarta, menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan.
Kabupaten Bantul
Pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2024, mencapai Rp976.696 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp821.199,18. Dengan pertumbuhan 18,9%, Bantul menempati urutan ketiga di DI Yogyakarta. Angka ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang memungkinkan untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan selain makanan.
Kabupaten Kulonprogo
Kabupaten Kulonprogo mencatat pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp616.788 pada tahun 2024, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp575.884,62. Pertumbuhan sebesar 7,1% ini menempatkan Kulonprogo pada urutan keempat di DI Yogyakarta. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan ekonomi yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi barang dan jasa non-makanan.