Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menunjukkan peningkatan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp305.894 per kapita per bulan. Angka ini tumbuh 6,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantul cenderung fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan signifikan dari tahun 2018 hingga 2020, sempat sedikit menurun pada tahun 2021. Namun, sejak saat itu, pengeluaran kembali menunjukkan tren kenaikan hingga mencapai angka tertinggi pada tahun 2024.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Belgia 2015 - 2024)
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi merupakan bagian dari pengeluaran total masyarakat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Bantul adalah Rp315.362. Dengan demikian, alokasi untuk makanan dan minuman jadi mencapai sekitar 97 persen dari total pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian masyarakat.
Dalam skala regional, Kabupaten Bantul menempati peringkat ketiga dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-DI Yogyakarta. Peringkat ini berada di bawah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Secara nasional, Kabupaten Bantul berada di peringkat 55.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di DI Yogyakarta, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantul pada tahun 2024 adalah sebagai berikut: Kota Yogyakarta (Rp402.247), Kabupaten Sleman (Rp386.055), Kabupaten Bantul (Rp305.894), Kabupaten Kulonprogo (Rp171.650), dan Kabupaten Gunung Kidul (Rp162.224). Pertumbuhan pengeluaran di Kabupaten Bantul (6,3 persen) lebih rendah dibandingkan Kota Yogyakarta (7,1 persen) dan Kabupaten Gunung Kidul (11,9 persen). Namun, lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Sleman (-2,5 persen) dan Kabupaten Kulonprogo (-1,5 persen).
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bantul menunjukkan peningkatan signifikan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp976.696. Angka ini meningkat 18,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Kabupaten Bantul masih berada di peringkat ketiga se-DI Yogyakarta setelah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
(Baca: 65,8% Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada 2024 Berusia 15-59 Tahun)
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Bantul mengalami penurunan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pengeluaran tahun 2024 tercatat Rp1.730.550, mengalami penurunan turun 15.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul menempati urutan ketiga se-DI Yogyakarta, di bawah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Bantul menunjukkan pertumbuhan yang positif. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pengeluaran tahun 2024 tercatat Rp753.854, mengalami kenaikan sebesar 18.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul menduduki peringkat ketiga di DI Yogyakarta, di bawah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta menunjukkan performa yang baik dalam pengeluaran bukan makanan, dengan nilai tertinggi di DI Yogyakarta mencapai Rp1.414.471 pada tahun 2024. Pertumbuhan pengeluaran bukan makanan di Kota Yogyakarta stagnan dengan persentase 0 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Sleman
Kabupaten Sleman menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan pada tahun 2024 mencapai Rp1.297.903, dengan pertumbuhan sebesar 24.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Sleman menduduki peringkat kedua se-DI Yogyakarta.
Kabupaten Kulonprogo
Kabupaten Kulonprogo menunjukkan performa yang stabil dalam pengeluaran bukan makanan, dengan nilai Rp616.788 pada tahun 2024. Pertumbuhan pengeluaran bukan makanan di Kabupaten Kulonprogo mencapai 7.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Kulonprogo menduduki peringkat keempat se-DI Yogyakarta.
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Gunung Kidul menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan pada tahun 2024 mencapai Rp574.926, dengan pertumbuhan tertinggi yaitu 42.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Gunung Kidul berada pada urutan terakhir se-DI Yogyakarta.