Ekonomi Kota Ambon: Pengeluaran Makanan dan Minuman Jadi Tahun 2024 MenguatBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Ambon pada tahun 2024 mencapai Rp213.533 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini cukup signifikan, mengingat adanya penurunan pengeluaran pada tahun-tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Secara proporsi, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran masyarakat Kota Ambon. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp348.802. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan berada di angka yang cukup besar, menggambarkan bahwa konsumsi tetap menjadi faktor penting dalam perekonomian kota. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi berkontribusi signifikan terhadap total pengeluaran makanan masyarakat.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit di Kab. Mamberamo Raya 2018 - 2024)
Jika melihat data historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Ambon menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran mencapai Rp215.542, kemudian sedikit turun menjadi Rp209.173 pada tahun 2019. Sempat mengalami kenaikan menjadi Rp231.205 pada tahun 2020, namun kembali sedikit turun pada tahun 2021 dan 2022. Pengeluaran terendah dalam periode ini terjadi pada tahun 2023 dengan nilai Rp197.737. Meskipun demikian, data tahun 2024 menunjukkan adanya indikasi penguatan kembali daya beli masyarakat terhadap makanan dan minuman jadi.
Dalam lingkup Provinsi Maluku, Kota Ambon menduduki peringkat pertama untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi tertinggi pada tahun 2024. Secara nasional, Kota Ambon berada di peringkat 195. Peringkat ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi di Kota Ambon cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Di Maluku sendiri, setelah Kota Ambon, ada Kota Tual yang berada di peringkat kedua dengan nilai pengeluaran Rp152.162, serta Kabupaten Buru di peringkat ketiga dengan nilai Rp127.132.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Maluku, pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi di Kota Ambon juga cukup baik. Kota Tual mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan 25.4%, diikuti oleh Kabupaten Seram Bagian Barat dengan 14.4% dan Kabupaten Maluku Barat Daya dengan 14.5%. Sementara itu, beberapa kabupaten lain mengalami penurunan, seperti Kabupaten Buru yang turun turun 13.4% dan Kabupaten Seram Bagian Timur yang turun 23.9%. Data ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Kota Tual
Di Kota Tual, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp602.421 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 18.7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp507.460. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Tual di peringkat pertama dalam hal pengeluaran bukan makanan di antara kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Sebaliknya, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di kota ini mencapai Rp1.248.980, pertumbuhan sebesar 22.6% dan menduduki peringkat pertama di Maluku. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp646.559, tumbuh 26.4% dan menempati posisi ketiga di provinsi. Angka-angka ini mencerminkan dinamika ekonomi yang kuat di Kota Tual.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Purworejo | 2024)
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp558.129 pada tahun 2024, mengalami sedikit penurunan turun 0.8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp562.352. Meskipun demikian, kabupaten ini tetap berada di peringkat kedua untuk pengeluaran bukan makanan di Maluku. Untuk total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan), Kabupaten Buru mencatatkan Rp1.215.290 dengan pertumbuhan 11.3% dan menempati posisi kedua di provinsi. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp657.161, tumbuh 24% dan menduduki peringkat kedua. Data menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit penurunan pada pengeluaran bukan makanan, total konsumsi masyarakat di Kabupaten Buru masih tinggi.
Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten Maluku Tengah menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Pengeluaran bukan makanan mencapai Rp545.981 pada tahun 2024, tumbuh 8.8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp501.614, menempatkannya di peringkat ketiga di Maluku. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp1.174.978, tumbuh 5.9% dan menempati posisi ketiga. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp628.997, tumbuh 3.4% dan menduduki peringkat keempat di provinsi. Meskipun pertumbuhan tidak secepat Kota Tual atau Kabupaten Buru, stabilitas ekonomi tetap terjaga di Maluku Tengah.
Kabupaten Maluku Tenggara
Kabupaten Maluku Tenggara mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp493.492 pada tahun 2024, sedikit menurun turun 2.1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp504.009. Hal ini menempatkan kabupaten ini di peringkat keempat di Maluku. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp1.099.527, tumbuh 7.6% dan berada di posisi kelima. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp606.035, tumbuh 17.1% dan menduduki peringkat kelima di provinsi. Penurunan pada pengeluaran bukan makanan diimbangi oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada pengeluaran untuk makanan.
Kabupaten Kepulauan Aru
Di Kabupaten Kepulauan Aru, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp479.392 pada tahun 2024, tumbuh 10.4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp434.380. Hal ini menempatkan kabupaten ini di peringkat kelima di Maluku. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp1.025.135, tumbuh 9.5% dan berada di posisi ketujuh. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp545.743, tumbuh 8.8% dan menduduki peringkat kedelapan di provinsi. Pertumbuhan yang seimbang antara pengeluaran makanan dan bukan makanan menunjukkan perkembangan ekonomi yang stabil di Kepulauan Aru.