Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp33.921 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 12,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp189.507, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya mencakup sekitar 17,9% dari total pengeluaran. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp163.415, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya sekitar 20,7%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi pengeluaran untuk kecantikan secara umum, yaitu Rp30.283.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten OKI cenderung fluktuatif. Sempat mengalami kenaikan signifikan dari Rp29.427 pada tahun 2019 menjadi Rp52.816 pada tahun 2022, namun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2023 dan 2024. Pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan nilai Rp52.816.
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten OKI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari Rp1.130.883 pada tahun sebelumnya menjadi Rp1.241.267 pada tahun 2024. Ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum, meskipun pengeluaran untuk perawatan kulit mengalami penurunan.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten OKI berada di peringkat ke-13 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Palembang menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran sebesar Rp80.175. Secara nasional, Kabupaten OKI berada di peringkat ke-465.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten OKI adalah Rp500.103 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat Kabupaten OKI dalam hal pengeluaran bukan makanan adalah ke-9 di antara kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
(Baca: Harga Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga di Kota Lhokseumawe Bulan Mei Turun 0,84%)
Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten OKI pada tahun 2024 mengalami penurunan. Rata-rata pengeluaran selama periode tersebut adalah Rp46.500, sedangkan pada tahun 2024 hanya Rp33.921. Kondisi ini berbeda dengan lima tahun terakhir (2019-2023) yang menunjukkan tren kenaikan, kecuali pada tahun 2023.
Beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan menunjukkan nilai pengeluaran perawatan kulit yang berbeda. Kota Palembang mencatatkan pengeluaran tertinggi yaitu Rp80.175 dengan pertumbuhan 24,9%. Kabupaten Muara Enim mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 68% dengan nilai pengeluaran Rp45.978. Sementara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir mengalami penurunan 12% dengan nilai Rp28.853. Kota Lubuk Linggau mencatatkan pengeluaran Rp47.719 dengan pertumbuhan 19.9% dan berada pada peringkat 2. Kota Prabumulih berada pada peringkat 3 dengan pengeluaran Rp46.496 dan pertumbuhan 6.1%.
Kota Palembang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Palembang menunjukkan angka yang paling tinggi di Sumatera Selatan, mencapai Rp861.308 pada tahun 2024, setelah tumbuh sebesar 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini jauh di atas rata-rata kabupaten/kota lainnya, mengindikasikan tingkat konsumsi barang dan jasa non-makanan yang lebih tinggi di ibu kota provinsi ini. Pertumbuhan ini mengukuhkan posisinya sebagai wilayah dengan pengeluaran non-makanan tertinggi di provinsi tersebut.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp772.408 pada tahun 2024, meningkat sebesar 25.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini adalah yang tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan yang cukup besar di wilayah ini. Posisi ini menempatkan Musi Banyuasin sebagai salah satu daerah dengan peningkatan konsumsi makanan tertinggi di Sumatera Selatan.
Kota Prabumulih
Pengeluaran total per kapita sebulan, yang mencakup makanan dan non-makanan, di Kota Prabumulih mencapai Rp1.214.639 pada tahun 2024, tumbuh sebesar 9.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Prabumulih di posisi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, menunjukkan tingkat kesejahteraan dan konsumsi yang relatif baik di wilayah ini. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar dan non-dasar.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk sektor non-makanan, dengan peningkatan sebesar 29% menjadi Rp576.717 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini adalah yang tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam konsumsi barang dan jasa non-makanan di wilayah ini. Hal ini bisa jadi indikasi dari peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang memungkinkan mereka untuk berbelanja lebih banyak pada kebutuhan non-primer.