Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mencapai Rp133.147 per kapita per bulan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini merupakan bagian dari total pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Bulukumba sebesar Rp1.076.114. Proporsi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi terhadap total pengeluaran adalah sekitar 12,37%. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yakni Rp573.387, maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai 23,22% dari total pengeluaran makanan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Riau 2015 - 2024)
Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Bulukumba menunjukkan dinamika yang menarik. BPS mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa adalah Rp148.238. Selain itu, terdapat pengeluaran untuk kecantikan sebesar Rp27.856, perawatan Rp43.571, rokok dan tembakau Rp97.186, serta sabun mandi Rp42.578. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Bulukumba juga mengalokasikan dana untuk kebutuhan non-primer lainnya.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Bulukumba mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019, terjadi penurunan sebesar 13,5%, namun kemudian naik 7,5% pada tahun 2020. Pada tahun 2021 kembali sedikit turun sebesar 3,5%, sebelum akhirnya menunjukkan tren yang meningkat signifikan pada tahun-tahun berikutnya. Pengeluaran tertinggi tercatat pada tahun 2024 dengan nilai Rp133.147, sedangkan pengeluaran terendah terjadi pada tahun 2019 dengan nilai Rp100.344.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan, Bulukumba berada di peringkat ke-18 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Kota Makassar menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran Rp256.128, diikuti Kota Palopo dan Kabupaten Bantaeng. Secara nasional, Bulukumba berada di peringkat 411 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
BPS mencatat, pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bantaeng sangat signifikan, mencapai 38,9%. Sementara itu, Kota Parepare mengalami penurunan sebesar 16,7%. Data ini menunjukkan adanya perbedaan pola konsumsi dan prioritas pengeluaran antar wilayah di Sulawesi Selatan.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Periode 2013-2025)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Bulukumba pada tahun 2024 lebih tinggi. Rata-rata pengeluaran selama periode tersebut adalah sekitar Rp114.943. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi makanan dan minuman jadi di kalangan masyarakat Bulukumba.
Kota Makassar
BPS mencatat, Kota Makassar menunjukkan angka yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan per kapita sebulan. Pada tahun 2024, tercatat Rp1.012.020, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp929.229,92. Pertumbuhan sebesar 8,9% ini menempatkan Makassar pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat Makassar cenderung mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan di luar makanan dibandingkan dengan wilayah lain di provinsi tersebut.
Kota Palopo
Kota Palopo menempati urutan kedua dalam hal pengeluaran total per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Sulawesi Selatan. BPS mencatat pengeluaran sebesar Rp1.583.231 pada tahun 2024. Meskipun demikian, terjadi penurunan sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai Rp1.739.483. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp760.855, menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran dialokasikan untuk konsumsi makanan.
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam pengeluaran untuk makanan. BPS mencatat ada peningkatan sebesar 34%, dari Rp566.357,23 menjadi Rp759.120 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Bantaeng di peringkat ketiga se-Sulawesi Selatan untuk pengeluaran makanan. Data ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam pola konsumsi makanan di Kabupaten Bantaeng.
Kabupaten Enrekang
Kabupaten Enrekang mencatat pengeluaran untuk makanan sebesar Rp737.416 per kapita sebulan pada tahun 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, ada pertumbuhan yang signifikan sebesar 49,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini menempatkan Enrekang pada peringkat keempat tertinggi di provinsi Sulawesi Selatan. Pertumbuhan yang tinggi ini menunjukkan peningkatan konsumsi makanan di Enrekang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.