Pengeluaran untuk kecantikan di Kota Banjarmasin menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pengeluaran mencapai Rp 53.752 per kapita per bulan pada tahun 2024, meningkat sebesar 17.2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun terjadi kenaikan tahun terakhir, pengeluaran untuk kecantikan ini hanya sebagian kecil dari total pengeluaran masyarakat Kota Banjarmasin. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 463.763, pengeluaran untuk kecantikan hanya menyumbang sekitar 11.6%. Sementara itu, dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi (Rp 362.177) dan perawatan (Rp 133.196), proporsi pengeluaran untuk kecantikan relatif lebih kecil.
(Baca: Populasi Sapi Potong Jantan yang Bisa Dipotong Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kota Banjarmasin mengalami naik turun. Sempat mencapai angka tertinggi pada tahun 2021 sebesar Rp 56.133, kemudian mengalami penurunan signifikan pada tahun 2022 menjadi Rp 42.945. Meskipun mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir, angka tahun 2024 belum mampu melampaui capaian tahun 2021. Perkembangan ini mengindikasikan bahwa minat dan prioritas masyarakat terhadap pengeluaran kecantikan berubah-ubah.
Pada tahun 2024, Kota Banjarmasin menduduki peringkat ke-2 untuk pengeluaran kecantikan tertinggi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Selatan, berada di bawah Kabupaten Tabalong. Secara nasional, Kota Banjarmasin berada di peringkat 82. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, Kabupaten Tabalong mencatatkan pengeluaran untuk kecantikan tertinggi dengan Rp 66.969, diikuti Kota Banjarmasin (Rp 53.752) dan Kabupaten Tanah Bumbu (Rp 51.363).
Perbandingan dengan beberapa kabupaten/kota lain menunjukkan gambaran yang beragam. Kabupaten Tabalong mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, yaitu 105.6%, dengan nilai pengeluaran kecantikan tahun sebelumnya sebesar Rp 32.575. Kabupaten Hulu Sungai Utara juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 32.9% dengan nilai pengeluaran tahun 2023 sebesar Rp 37.246. Sebaliknya, beberapa kabupaten/kota lain seperti Kabupaten Tanah Bumbu, Kota Banjar Baru, dan Kabupaten Kota Baru justru mengalami penurunan.
(Baca: 8,44% Penduduk Kabupaten Puncak Jaya Masih Anak-Anak (Update 2024))
Kota Banjar Baru
Berdasarkan data BPS, Kota Banjar Baru menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan pada tahun 2024 sebesar Rp 999.000, mengalami penurunan 3.1% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.030.796,26. Meski demikian, kota ini tetap menduduki peringkat pertama se-Kalimantan Selatan untuk kategori ini, menunjukkan konsumsi masyarakat yang masih tinggi pada barang dan jasa non-makanan.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 889.498 pada tahun 2024, meningkat 12.9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 788.198,99. Kenaikan ini menempatkan Tanah Bumbu pada peringkat kedua se-Kalimantan Selatan untuk pengeluaran makanan. Peningkatan pengeluaran ini bisa jadi indikasi membaiknya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kabupaten Tabalong
Di Kabupaten Tabalong, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.677.695 pada tahun 2024, tumbuh 7.7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.558.267. Dengan pertumbuhan ini, Tabalong menduduki peringkat ketiga se-Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terlihat dari peningkatan konsumsi makanan dan non-makanan.
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp 912.105 pada tahun 2024, meningkat 28% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 712.747,24. Kenaikan ini menempatkan Tapin pada peringkat pertama se-Kalimantan Selatan untuk kategori ini. Angka ini mengindikasikan perubahan pola konsumsi atau peningkatan pendapatan masyarakat yang dialokasikan untuk kebutuhan pangan.