Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Bangli, Bali, menunjukkan sedikit penurunan pada tahun 2024, mencapai Rp272.489 per kapita per bulan.
Perkembangan ini mencerminkan penurunan turun 7% dibandingkan tahun sebelumnya, setelah mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun-tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
(Baca: Konsumsi Protein per Kapita per Hari (Gram) di Perkotaan di Kalimantan Tengah | 2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, aneka barang dan jasa menjadi bagian penting dari alokasi anggaran rumah tangga.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pengeluaran untuk makanan jadi, misalnya, mencapai Rp226.998 per kapita per bulan, menunjukkan prioritas konsumsi yang berbeda.
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Bangli mengalami fluktuasi.
Dari tahun 2018 hingga 2023, terjadi kenaikan yang cukup signifikan, dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 29.2% pada tahun 2021. Namun, pada tahun terakhir, terjadi koreksi yang menyebabkan penurunan.
Pada tahun 2024, Kabupaten Bangli berada di peringkat ke-5 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Bali dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa.
Peringkat ini menunjukkan bahwa Bangli masih berada di posisi tengah dibandingkan wilayah lain di Bali. Jika dibandingkan secara nasional, Bangli berada di peringkat 174.
(Baca: 0,7% Penduduk di Kota Solok Beragama Protestan)
Berdasarkan data historis dari BPS, Kota Denpasar mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024, yaitu Rp510.445, meskipun mengalami penurunan turun 1.8%.
Kabupaten Badung berada di urutan kedua dengan Rp450.365, dan mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 18.8%. Kabupaten Tabanan juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 7.3% dengan pengeluaran Rp337.151. Kabupaten Gianyar mencatatkan pengeluaran Rp295.135 atau meningkat tipis 0.2%. Kabupaten Klungkung, Jembrana, dan Karangasem mencatat penurunan.
Kota Denpasar
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Denpasar pada tahun 2024 mencapai Rp981.898, meningkat 34.4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp730.820.32. Pengeluaran untuk bukan makanan juga mengalami kenaikan signifikan, dari Rp1.249.198,64 menjadi Rp1.639.727, atau tumbuh sebesar 31.3%. Secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.621.625, menempatkan Kota Denpasar pada peringkat pertama di Provinsi Bali. Peningkatan ini menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Denpasar.
Kabupaten Badung
Kabupaten Badung menunjukkan kinerja yang solid dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, dengan nilai mencapai Rp1.081.710 pada tahun 2024, meningkat tajam sebesar 52.9% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga mengalami peningkatan signifikan, naik 45.2% menjadi Rp1.502.940. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.584.651, menempatkan Kabupaten Badung pada peringkat kedua di Provinsi Bali. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan daya beli dan perubahan gaya hidup masyarakat Kabupaten Badung.
Kabupaten Gianyar
Di Kabupaten Gianyar, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp812.384 pada tahun 2024, meningkat 27.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, terjadi penurunan sebesar 3.8% pada pengeluaran bukan makanan, menjadi Rp1.127.702. Secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan 10% menjadi Rp1.940.086. Meskipun demikian, Kabupaten Gianyar tetap berada di peringkat ketiga di Provinsi Bali. Perubahan ini mengindikasikan adanya pergeseran alokasi anggaran rumah tangga di Kabupaten Gianyar.
Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp731.549 pada tahun 2024, meningkat 38.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 69.9%, mencapai Rp962.775. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan menurun 7.7% menjadi Rp1.694.324. Meskipun ada penurunan total, Kabupaten Tabanan berhasil mempertahankan peringkat keempat di Provinsi Bali. Hal ini menunjukkan bahwa sektor makanan tetap menjadi prioritas utama bagi masyarakat Kabupaten Tabanan.