Nilai kapitalisasi pasar saham di Indonesia pada akhir 2021 diperkirakan telah mencapai separuh atau 49,65% dari produk domestik bruto (PDB) nasional 2021 yang senilai Rp 16,63 kuadriliun. Persentase kapitalisasi pasar BEI terhadap PDB tersebut lebih besar dibanding tahun sebelumnya sekitar 45%.
Itu seiring meredanya pandemi Covid-19 yang mampu mengembalikan kepercayaan para investor untuk kembali masuk ke bursa saham. Harga-harga saham yang sudah terdiskon di harga rendah dan bangkitnya optimisme terhadap perekonomian domestik mampu mendongkrak pergerakan harga saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup di level 6.581,48 pada perdagangan akhir 2021. Angka tersebut naik 602,41 poin (10,08%) dari posisi akhir 2020 yang berada di posisi 5.979,07. Angka tersebut juta naik 281,94 poin (4,48%) dari posisi 2019 atau sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Selain itu, masuknya 54 emiten baru sepanjang tahun lalu membuat kapitalisasi pasar saham di BEI bertambah Rp 1,28 kuadriliun atau 18,4% menjadi Rp 8,26 kuadriliuan pada Desember 2021 dari tahun sebelumnya. Angka tersebut juga lebih besar dibanding posisi akhir 2019 yang hanya Rp 7,26 kuadriliun.
Rata-rata perdagangan BEI pada 2021 sebanyak 22,54 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 13,43 triliun dan frekuensi sebanyak 1,32 juta kali. Sementara total transaksi sepanjang tahun lalu mencapai 5,1 triliun saham dengan nilai Rp 3,3 kudriliun serta frekuensi 319,82 miliar kali dalam 247 hari bursa.
(Baca: IHSG Menguat 1,5% ke Level 6.726.37 Per Akhir Pekan (Jumat, 21 Januari 2022))