PT Bank Syariah Indonesia Tbk. menolak bernegosiasi dengan kelompok peretas dari Rusia, LockBit pada Selasa pagi (16/5/2023). LockBit kontan menyebar data yang dicuri dari emiten berkode BRIS itu ke situs gelap atau dark web.
Dilansir Katadata, perusahaan keamanan teknologi yang berbasis di Singapura, Fusion Intelligence Center @ DarkTracer, mengunggah tangkapan layar berisi sejumlah data BSI yang berhasil dibobol para peretas di akun Twitternya.
Sejumlah data yang bocor itu mengungkap data operasional, pendanaan dan transaksi, hingga basis data BSI yang diretas sejak 8 Maret 2023 hingga 15 Mei 2023.
Dalam seruannya di situs gelap tersebut, LockBit juga memintar agar masyarakat mengentikan penggunaan BSI, termasuk mengajak teman hingga keluarga dekat.
"Hentikan penggunaan BSI. Orang-orang ini tidak tahu bagaimana melindungi uang dan informasi pribadi Anda dari penjahat. Mereka bahkan tidak bisa mendapatkan situs mereka dalam seminggu," tulis LockBit.
(Baca: Klaim Serang BSI, LockBit Termasuk Grup Ransomware Top Global)
Kabar yang ditayangkan Fusion Intelligence Center @ DarkTracer kontan ramai dibicarakan di lini masa. Jangkauannya tembus ke 3,8 juta pengguna. Banyak pengguna Twitter Indonesia yang mengomentari cuitan tersebut.
Sentimen atas kebocoran data memengaruhi pergerakan saham BSI. Dilihat dari Yahoo Finance, saham BSI langsung ambles.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (16/5/2023), saham BSI sempat dibuka pada Rp1.720. Namun pada pukul 13.00 WIB, sahamnya turun menjadi Rp1.600, turun 120 poin atau -6,98%.
Capaian itu menjadi yang terendah selama April-Mei 2023. Selama rentang waktu tersebut, saham BRIS terpantau berada di kisaran Rp1.675-1.800.
Saham BRIS memang sempat anjlok pada perdagangan Februari-Maret 2023 lalu. Selama 17 hari, antara 27 Februari-21 Maret 2023 lebih banyak di kisaran Rp1.515-1.630.
(Baca: Ini Pergerakan BSI Setelah Kabar BRI dan BNI Bakal Hengkang dari Pemegang Saham)