Harga saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) pada perdagangan Kamis (9/11) ditutup naik Rp 875 (18,04 persen) menjadi Rp 5.725 per lembar dari penutupan sehari sebelumnya. Kenaikan harga saham ini dipicu oleh beredarnya kabar bahwa Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) berencana membeli sekitar 40 persen saham Bank Danamon. Namun, pada perdagangan Jumat (10/10) hingga pukul 10: 15 WIB, harga saham BDMN berbalik turun Rp 125 (2,18 persen) menjadi Rp 5.600 per lembar. Aksi ambil untung yang dilakukan oleh para investor setelah mengalami kenaikan cukup tinggi sehari sebelumnya membuat saham Bank Danamon terkoreksi.
Langkah tersebut merupakan bagian dari perluasan bisnis perusahaan Jepang tersebut ke pasar Asia Tenggara. Adapun nilai transaksi tersebut diperkirakan berkisar US$ 1,76 miliar atau setara Rp 23,7 triliun. BTMU memutuskan untuk negoisasi dengan Danamon dan pemegang saham mayoritasnya, yakni Temasek Holding yang merupakan perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura. Proses akuisisi ini diharapkan dapat berlangsung cepat pertengahan 2018.
Pemegang saham mayoritas bank dengan kode perdagangan BDMN tersebut adalah Temasek Holding melalui Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd sebanyak 67,37 persen. Adapun pemegang saham Bank Danamon lainnya adalah JPMCB-Franklin Templeton Investment Fund sebesar 6,51 persen, dan sisanya sebanyak 26,1 persen dimiliki mayarakat .