Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
Sumber
Sumber
Mohon maaf, telah terjadi kesalahan
Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Terapresiasinya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia membuat mata uang Asia melemah. Penguatan dolar AS ini membuat nilai tukar rupiah terpuruk dan semakin mendekati level Rp 14.000/dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (23/4) hingga pukul 12:10 WIB ditransaksikan di level Rp 13.911/dolar AS, melemah 0,13% dari penurupan akhir pekan lalu. Pelemahan ini merupakan yang terdalam sejak 22 Januari 2016.
Dinaikkannya peringkat utang Indonesia oleh Moody’s Investor Service menjadi Baa2 dari sebelumnya Baa3 belum mampu menopang menguatan rupiah. Risiko gagal bayar (Credit Default Swap/CDS) Surat Utang Pemerintah dalam mata uang dolar AS justru naik ke posisi 168,52 dari 166,5 pada posisi Jumat (13/4). Nilai tukar rupiah di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) untuk tenor tiga bulan ke depan bahkan telah ditransaksikan di di posisi Rp 14.091/dolar AS.
Akan dirilisnya data-data ekonomi Negeri Paman Sam yang diprediksi membaik serta masih adanya peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) membuat dolar AS kembali digdaya terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar AS (DXY) pada perdagangan Senin (23/4) di pasar Asia ditransaksikan di level 90,39 dari posisi (16/4).