Naiknya harga komoditas yang akan berimbas terhadap kinerja keuangan di sektor tambang membuat saham-saham grup Bakrie membara di awal 2017. Selain itu, keberhasilan restrukturisasi utang Bumi Resources Tbk serta masuknya saham dengan kode perdagangan BUMI tersebut dalam daftar indeks saham LQ45 mengerek saham kelompok Bakrie lainnya.
Saham Bumi Resources Mineral (BMRS) periode 30 Desember 2016-27 Januari 2017 telah melonjak 99,06 persen menjadi Rp 134 per saham. kenaikannya tertinggi dibandingkan saham kelompok Bakrie lainnya. Kemudian saham disusul BUMI juga naik 81,99 persen menjadi Rp 278 per saham. Namun, tidak semua saham grup Bakrie naik. Dua saham seperti Bakrie & Brothers dan Bakrie Telecom harganya belum beranjak dari harga terendah, yakni Rp 50 per saham.
Dalam paparan publik tahunan akhir 2016, Bumi Resources sedang dalam proses restrukturisasi utang dengan kreditor setelah dilakukannya persetujuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebesar Rp 135,78 triliun. Yakni, dengan mengkonversi utang menjadi saham. BUMI akan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 29,1 miliar lembar saham dengan harga Rp 926,16 per lembar. Dana yang akan dihimpun sekitar Rp 26,9 triliun.