Terdepresiasinya nilai tukar rupiah imbas meningkatnya ketidakpastian pasar finansial global memicu kenaikan risiko investasi (CDS/Credit Default Swap) di Indonesia. CDS obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor 5 Tahun pada 11 November 2016 langsung melonjak 1.756 basis poin ke level 178,86 dari posisi sehari sebelumnya 161,3. Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan Donald Trump yang akan cenderung protektif membuat nilai tukar rupiah, pasar obligasi, serta bursa saham Indonesia bergejolak.
Indeks obligasi pemerintah (total return) pada perdagangan 11 November 2016 turun 1,12 persen menjadi 206,897 dari penutupan sehari sebelumnya. Indeks obligasi korporasi (total return) juga terkoreksi 0,15 persen ke level 221,795 dari penutupan sehari sebelumnya. Alhasil, indeks obligasi gabungan (ICBI) ikut melemah 1,01 persen ke posisi 209,753 dibanding posisi sehari sebelumnya.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan 11 November 2011 mengalami koreksi sangat dalam sebesar 4 persen ke level 5.231,971. Nilai tukar rupiah juga melemah 1,86 persen menjadi Rp 13.383 per dolar Amerika dari penutupan sehari sebelumnya.