Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan industri semen nasional mencapai 72 juta ton pada 2020. Penjualan semen turun 5,4% dari 76,1 juta ton pada 2019.
Penurunan penjualan semen pada tahun lalu salah satunya disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat seiring menurunnya kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain itu, sebagain besar proyek-proyek properti dan infrastruktur, baik yang dikembangkan oleh Pemerintah maupun Swasta mengalami perlambatan bahkan penundaan.
Secara rinci, penjualan semen domestik pada 2020 tercatat sebesar 62,7 juta ton pada 2020, turun 10,2% dibandingkan pada 2019 yang sebesar 69,8 juta ton. Sedangkan ekspor semen pada tahun lalu sebesar 9,3 juta ton. Jumlahnya meningkat 47,62% dai 2019 yang sebesar 6,3 juta ton.
Sementara itu, suplai semen di pasar justru mengalami peningkatan seiring dengan beroperasinya pabrik semen baru di Jember, Jawa Timur. Hal ini berdampak pada meningkatnya kapasitas suplai semen nasional sebesar 2,7% dari 112,3 juta ton pada 2019 menjadi 115,3 juta ton pada 2020.
Adanya penambahan kapasitas suplai dan menurunnya permintaan semen nasional mengakibatkan meningkatnya oversupply semen di pasar. Tercatat, oversupply di pasar semen tahun 2020 bertambah menjadi 43,3 juta ton, meningkat 19,61% dibandingkan pada 2019.
Jika dilihat trennya, penjualan industri semen nasional cenderung meningkat sejak 2016 hingga 2019. Penjualan semen tertinggi terjadi pada 2019. Sementara penjualan semen tertendah terjadi pada tahun 2016 sebesar 67,3 juta ton.
(Baca: Laba Bersih Empat Emiten Semen Tumbuh pada Kuartal III-2021)