Bank Indonesia (BI) melaporkan data utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2021. Tercatat. ULN Indonesia turun 0,34% menjadi US$ 422,3 miliar atau setara Rp 6.058 triliun (kurs Rp 14.347 per dolar AS) dari bulan sebelumnya yang senilai USD 423,8 miliar.
Secara tahunan, posisi ULN Indonesia pada Oktober 2021 meningkat 2,2% (year on year/yoy), tetapi lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 3,8% (yoy).
BI menjelaskah penurunan ULN Indonesia tersebut tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN pemerintah dan sektor swasta.
Secara rinci, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 204,9 miliar pada Oktober 2021, turun 0,32% dibandingkan bulan sebelumnya (m-to-m). Sedangkan, ULN pemerintah pada periode tersebut tumbuh 2,5% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).
Kemudian, ULN bank sentral tercatat sebesar US$ 9,1 miliar pada Oktober 2021, angka tersebut tidak mengalami perubahan secara bulanan (m-to-m). Secara tahunan, ULN bank sentral tumbuh sebesar 223,6% (yoy).
Sementara itu, ULN swasta tercatat sebesar 208,4 miliar pada Oktober 2021, turun 0,37% secara bulanan (m-to-m). Secara tahunan, ULN swasta turun 0,37% (yoy).
Seiring penurunan nilai ULN Indonesia, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga turun dari 37% pada September menjadi 36,1% pada Oktober. Posisi rasio ULN menunjukkan kondisi utang yang masih sehat.
Selain itu, ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang. Pangsanya tercatat sebesar 88,3% dari total ULN.
(Baca: Cadangan Devisa RI Naik Jadi US$ 145,9 Miliar pada November 2021)