Penjualan Rokok Sampoerna Turun Lagi pada 2024

Pada 2024, PT HM Sampoerna Tbk menjual rokok sebanyak 80,8 miliar batang, setara 27,4% dari penjualan rokok nasional.

Capaian penjualan emiten berkode HMSP ini turun lagi, melanjutkan tren serupa yang terjadi sejak 2023. Pangsa pasarnya juga kian menyusut, seperti terlihat pada grafik.

(Baca: Penjualan Rokok Gudang Garam Turun pada 2024, Terendah Sedekade)

Turunnya penjualan rokok Sampoerna dipengaruhi berbagai hal, mulai dari melemahnya daya beli masyarakat, kenaikan cukai tembakau, hingga persaingan dengan rokok ilegal.

"Mayoritas konsumen menerapkan downtrading—memilih untuk melakukan pembelian dengan harga yang lebih rendah, memilih alternatif yang lebih murah di berbagai sektor, termasuk ritel dan barang konsumsi," kata manajemen HMSP dalam Laporan Tahunan 2024.

"Hal ini menambah tantangan bagi industri tembakau, yang juga harus menghadapi kenaikan pajak cukai dua digit dan peningkatan penjualan rokok ilegal," lanjutnya.

Berikut nilai penjualan bersih PT HM Sampoerna Tbk dalam beberapa tahun terakhir:

• 2022: Rp111,21 triliun
• 2023: Rp115,98 triliun
• 2024: Rp117,88 triliun

Kemudian ini laba bersih PT HM Sampoerna Tbk:

• 2022: Rp6,36 triliun
• 2023: Rp8,06 triliun
• 2024: Rp6,53 triliun

Pada 2024, penjualan rokok PT HM Sampoerna Tbk ditopang oleh sigaret kretek mesin (SKM), dengan pangsa sebagai berikut:

• Sigaret kretek mesin (SKM): 56,2%
• Sigaret kretek tangan (SKT): 34,1%
• Sigaret putih mesin (SPM): 5,8%
• Sigaret putih tangan (SPT) 0,8%
• Produksi bebas asap (SFP): 1,4%
• Ekspor dan penjualan lainnya: 1,7%

Sampai akhir 2024, sebanyak 92,44% saham PT HM Sampoerna Tbk dikuasai PT Philip Morris Indonesia dan 7,56% dimiliki publik.

(Baca: Pendapatan Cukai Rokok 2023 Turun, Pertama dalam 10 Tahun)