Sedikitnya ada lima perseroan Indonesia masuk daftar 1.000 perusahaan terbaik di dunia pada 2024 versi majalah TIME dan Statista. Melansir Katadata, lima perusahaan itu terdiri dari dua BUMN di bidang perbankan dan tiga perusahaan swasta.
Lima perusahaan itu di antaranya PT Astra International Tbk (peringkat 435 global); PT Bank Negara Indonesia (892); PT Adaro Energy Tbk (908); PT Bank Mandiri Tbk (914); dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (961).
TIME membuat peringkat berdasarkan kepuasan karyawan, pertumbuhan pendapatan, dan transparansi keberlanjutan (ESG). Penentuan kepuasan karyawan menggunakan data survei dari karyawan di seluruh dunia. Survei dilakukan di lebih dari 50 negara dengan data yang dikumpulkan dari sekitar 170 ribu peserta.
Evaluasi ini mencakup penilaian terhadap perusahaan di seluruh dimensi citra, suasana, kondisi kerja, gaji, dan kesetaraan oleh karyawan yang telah diverifikasi serta rekomendasi langsung dan tidak langsung.
Dimensi pertumbuhan pendapatan dinilai dengan menggunakan data dari basis data pendapatan Statista dan riset yang ditargetkan, yang berisi data pertumbuhan perusahaan selama tiga tahun terakhir.
Evaluasi dilakukan khusus pada skala internasional dengan pendapatan minimal US$100 juta pada tahun fiskal terakhir yang tersedia dan menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang positif dari 2021 hingga 2023.
Keuntungan dari perusahaan-perusahaan Indonesia itu juga tercatat cukup besar. Berikut Databoks rangkum dari laporan kinerja setiap perusahaan per semester I 2024 berdasarkan nominal terbesar.
- PT Adaro Energy Tbk (908)
Pendapatan emiten bernama ADRO mencapai US$2,97 miliar atau Rp45,66 triliun pada semester I 2024 (asumsi kurs Rp15.359 per US$). Nilainya turun 14,55% dari periode tahun lalu (year-on-year/yoy) US$3,47 miliar atau Rp53,44 triliun pada semester I 2023.
Laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tersebut mencapai US$778,77 juta atau Rp11,96 triliun pada semester I 2024. Angka itu turun 10,87% (yoy) dari sebelumnya sebesar US$873,83 juta atau Rp13,42 triliun.
Melansir Katadata, salah satu penyebab penurunan pendapatan dan laba itu adalah merosotnya harga batu bara. Meskipun perusahaan mencatat kenaikan volume produksi sebesar 7% menjadi 34,94 juta ton pada semester pertama 2024, namun pendapatan usaha ADRO turun karena amblesnya harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 19% akibat melemahnya harga batu bara.
Pendapatan bunga dan syariah bersih Bank Mandiri sebesar Rp49,08 triliun pada paruh pertama 2024. Pendapatan ini naik 3,75% (yoy) dari sebelumnya Rp47,3 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang diatribuskan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp26,55 triliun pada semester I 2024, naik 5,22% (yoy) dari periode setahun lalu yang sebesar Rp25,23 triliun.
Selain naiknya pendapatan, faktor lain peningkatan laba bank pelat merah berkode BMRI ini karena adanya penurunan biaya pencadangan sebesar 8,4% menjadi Rp6,91 triliun pada semester I 2024 dari sebelumnya Rp7,55 triliun.
- PT Astra International Tbk (435 global)
Melansir laman Astra International, pendapatan emiten berkode ASII ini mencapai Rp159,96 triliun pada semester I 2024. Nilai ini turun sekitar 1% (yoy) dari semester I 2023 sebesar Rp162,39 triliun.
Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan sebesar Rp15,85 triliun pada paruh pertama 2024. Angka ini juga turun sekitar 9% (yoy) dari tahun lalu sebesar Rp17,44 triliun. Sebagai catatan, laba ini tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina.
Laporan Presiden Direktur Astra International menyebut, pelemahan pendapatan dan laba ini terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan Astra Grup.
- PT Bank Negara Indonesia/BNI (892)
Pendapatan bunga bersih emiten bersandi BBNI mencapai Rp19,07 triliun pada paruh pertama 2024. Namun, angkanya turun 7,42% (yoy) dari sebelumnya Rp20,6 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp10,69 triliun pada semester I 2024. Laba ini naik sebesar 3,78% (yoy) sebesar Rp10,3 triliun pada semester I 2023.
Kinerja BNI terpantau baik di beberapa bagian. Melansir Katadata, penyaluran kredit BBNI menjadi Rp727 triliun pada semester I 2024, naik 11,7% (yoy) dibandingkan dengan semester I 2023 yang mencapai Rp650,8 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross BNI turun menjadi 1,98% dari sebelumnya 2,45%.
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (961)
Emiten unggas berkode CPIN ini membukukan penjualan sebesar Rp32,96 triliun pada semester I 2024. Nilainya naik3 6,7% (yoy) dari periode tahun lalu sebesar Rp30,89 triliun.
Adapun laba bersihnya mencapai Rp1,77 triliun pada paruh pertama 2024, meroket 28,46% (yoy) dari semester I 2023 yang sebesar Rp1,37 triliun.
(Baca juga: Indonesia Mendominasi Daftar Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune)