Adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed serta ancaman perang dagang membuat harga-harga saham di bursa global berjatuhan, termasuk bursa Jakarta. Berdasarkan siaran pers akhir tahun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2018 indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun ini (YTD) hanya terkoreksi 4,31% (per 18 Desember 2018).
Namun, penurunan harga saham di bursa Indonesia tidak terlalu dalam seperti bursa negara berkembang lainnya seperti bursa Tiongkok yang jatuh lebih dari 22% atau Turki yang juga terkoreksi 21,89% sepanjang tahun ini. Terdepresiasinya mata uang global terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membebani pergerakan bursa-bursa global.
Ekonomi yang masih tumbuh 5%, terkendalinya laju inflasi di sekitar 3% serta masih menariknya imbal hasil investasi di pasar finansial domestik membuat IHSG tidak merosot terlalu dalam. Namun, defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang berdampak terhadap melemahnya nilai tukar rupiah menghambat pergerakan harga-harga saham di bursa lokal.