Harga emas di pasar spot internasional pada perdagangan, Rabu (31/7/2019) di tutup turun 1,12% menjadi US$ 1.413,78/troy ounce dibanding penutupan sehari sebelum. Penurunan ini imbas dipangkasnya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Sementara di pasar spot Asia, harga emas hari ini berada di level US$ 1.410/troy ounce atau sekitar Rp 644.558/gram.
Naiknya harga emas mendorong cadangan devisa bank-bank sentral dunia dalam bentuk emas moneter menjadi lebih tambun. Bank sentral yang paling diuntungkan dengan kenaikan harga emas adalah The Fed. Berdasarkan data World Gold Council, bank sentral Amerika Serikat ini yang memiliki cadangan logam mulia seberat 8.133,5 tonnes atau sekitar 261,5 juta troy ounce senilai US$ 374,46 miliar (Rp 5.242,5 triliun).
Sedangkan bank sentral Jerman memiliki cadangan emas terbesar kedua, yakni mencapai 3.366,8 tonnes atau sekitar Rp 2.170,1 triliun. Adapun cadangan emas Bank Indonesia dalam bentuk emas moneter mencapai 78,5 tonnes atau sekitar 2,53 juta troy ounce senilai Rp 50,6 triliun.
(Baca Databoks: Surat Berharga di Cadangan Devisa BI Menyusut US$ 14 Miliar)