Cadangan devisa Bank Indonesia (BI) hingga akhir Juni 2018 telah menyusut US$ 10,36 miliar 7,96% menjadi US$ 119,84 miliar dibanding posisi akhir 2017 senilai US$ 130,19 miliar. Intervensi yang dilakukan bank sentral seiring terdepresiasinya nilai tukar rupiah akibat keluarnya investor asing dari pasar finansial domestik menjadi salah satu penyebab turunnya pundi cadangan devisa bank sentral.
Berdasarkan komposisinya, cadangan devisa BI dalam bentuk surat berharga sepanjang enam bulan pertama tahun ini telah menyusut US$ 14,29 miliar (12,49%) menjadi US$ 116,16 miliar dari posisi Desember tahun lalu sebesar US$ 114,49 miliar. Sementara dalam bentuk uang kertas asing dan simpanan justru meningkat US$ 4,12 (45,26%) miliar menjadi US$ 13,24 miliar dari sebelumnya hanya US$ 9,11 miliar.
Kendati mengalami penurunan, cadangan devisa BI masih bisa membiayai 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan membayar utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut masih di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Cadangan deivsa bank sentral juga masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
(Baca Databoks: Intervensi Rupiah, Cadangan Devisa BI Menyusut US$ 2,9 Miliar)