Harga emas dunia terus naik dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data Bank Dunia, sampai Mei 2024 rata-rata harga emas 99,5% (fine gold) London Fix Afternoon Price sudah mencapai US$2.351/troy ons.
Harganya meningkat 18% dibanding setahun lalu (year-on-year) sekaligus menjadi rekor tertinggi baru sepanjang pencatatan Bank Dunia.
Dalam laporan Commodity Market Outlook edisi Oktober 2023, Bank Dunia menyatakan harga emas kerap naik seiring dengan meningkatnya kekhawatiran investor akan situasi global.
"Harga emas sering dipandang sebagai barometer ketidakpastian global," kata Bank Dunia dalam laporannya.
"Konflik-konflik dan ketidakpastian geopolitik terdahulu kerap diiringi dengan kenaikan harga emas. Jika terjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah, harga emas kemungkinan akan naik lagi dari level yang sudah tinggi, karena investor beralih ke aset-aset yang lebih aman (safe-haven)," lanjutnya.
Menurut catatan Bank Dunia, dalam sekitar dua dekade terakhir harga emas selalu melonjak saat terjadi konflik berskala internasional.
Misalnya, saat peristiwa Serangan Bom 9/11 di Amerika Serikat (2001), perang sipil Libya (2011), serangan udara Amerika Serikat (AS) ke markas kelompok militan Iran di Baghdad (2019), perang Rusia-Ukraina (2022), dan perang Israel-Hamas Palestina (2023).
Adapun menurut perusahaan jasa keuangan UBS, kenaikan harga emas tahun ini dipengaruhi berbagai faktor seperti kebijakan suku bunga bank sentral AS, pemilu AS, ketegangan AS-China, perang Rusia-Ukraina, serta perang Israel-Hamas Palestina.
"Meningkatnya risiko geopolitik akan mendukung harga emas," kata tim analis UBS dalam Chief Investment Office Daily Updates edisi 8 Maret 2024.
(Baca: Proyeksi Bank Dunia, Harga Emas Memuncak pada 2024)