Memanasnya politik Amerika Serikat (AS) memicu kejatuhan harga-harga saham di bursa Amerika. Keraguan investor terhadap rencana pemangkasan pajak AS setelah Presiden Donald Trump berupaya mengintervensi investigasi penasehat keamanan nasional Michael Flyinn memicu aksi jual saham. Pada perdagangan 17 Mei 2017 waktu setempat, indeks saham Dow Jones merosot 372,82 poin (1,78 persen) dari penutupan sehari sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang terbesar (dalam poin) sejak 12 September 2016.
Meskipun mengalami penurunan cukup dalam lebih dari 300 poin, tapi indeks Dow Jones masih mencatat kenaikan 4,2 persen dibanding posisi akhir 2016 yang berada di posisi 19.762,6. Dow Jones bahkan sempat mencatat rekor tertinggi di level 21.115,55 pada 1 Maret 2017.
Jatuhnya harga-saham di bursa Amerika berimbas ke bursa Asia pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan 18 Mei 2017 hingga pukul 9:25 WIB, indeks saham bursa Jepang (Nikkei 225) turun 1,65 persen ke level 19.487,39, indeks bursa Hong Kong (Hang Seng) tergelincir 0,41 persen menjadi 25.189,29, dan indeks bursa Australia (S&P/ASX 200) juga menyusut 1,2 persen menjadi 5.716,7. Demikian pula indeks bursa Tiongkok (Shanghai komposit) turun 0,26 persen menjadi 3.096,24, lalu indeks bursa Singapura (Straits Times) turun 0,35 persen ke 3.212,74, serta indeks bursa Indonesia (IHSG) juga turun 0,28 persen ke posisi 5.599,73.