Dianggap Aman untuk Investasi, Harga Emas Dekati Level US$ 2.000 Per Troy Ounce

Sebagian investor mengalihkan portofolionya pada komoditas emas seiring dengan tingginya laju inflasi Amerika Serikat (AS), serta terjadinya serangan Rusia ke Ukraina. Adanya ketidakpastian tersebut, harga emas terus bergerak naik mendekati level US$ 2.000 per troy ounce (oz).

Berdasarkan data Yahoo Finance, harga komoditas emas ditransaksikan di level US$ 1.994,4 per oz pada Senin, 7 Maret 2022, hingga pukul 9:35 WIB di perdagangan pasar Asia. Harga tersebut setara dengan Rp 922 ribu per gram (kurs Rp 14.383 per US$). 

Harga tersebut naik US$ 27,8 per oz (1,41%) dari penutupan sebelumnya. Harga tersebut juga merupakan level tertingginya sejak 18 Agustus 2020.

Pada 8 Maret 2021, harga emas masih berada di posisi US$ 1.677,7 per oz. Artinya, dalam setahun terakhir harga emas telah naik 18,88% (year on year/yoy). Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang berada di 1.827,5 per oz, harga emas telah naik 9,13% (year to date/ytd).

Berdasarkan Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika (Bureau of Labor Statistic/BLS), pada Januari 2022 inflasi di Negeri Paman Sam telah mencapai 7,5% (yoy). Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam beberapa dasawarsa. Tingginya inflasi tersebut membuat para pengelola dana mengalihkan Sebagian investasinya ke komoditas emas yang dianggap mampu memberikan keuntungan ke depan.

Dari Benua Eropa, negara Barta yang memberikan sanksi Rusia karena melakukan serangan ke Ukraina menambah ketidakpastian di pasar finansial global. Di tengah ancaman inflasi tinggi di Amerika serta ketidakpastian di Ukraina, emas menjadi salah satu aset safe haven bagi investor.

(Baca: Update: Harga Emas Antam Tembus Rp 1 juta per Gram)