Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$411,5 miliar pada kuartal I 2022. Jumlah itu turun US$4,2 miliar dibandingkan pada kuartal sebelumnya.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, posisi ULN Indonesia di akhir Maret juga turun 1,1%. Kontraksi tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar minus 0,3%.
Penurunan itu terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) sudah jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas. Selain itu, ada pula pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari-Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral.
Penurunan ULN terjadi pada utang pemerintah, bank sentral maupun swasta. ULN pemerintah turun dari US$200,2 miliar pada kuarta IV 2021 menjadi US$196,2 miliar pada kuartal I-2022.
Utang bank sentral tercatat sebesar US$8,9 miliar pada kuartal I-2022, turun dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$9 miliar. Utang swasta juga turun dari US$206,5 miliar menjadi US$206,4 miliar.
BI mencatat, struktur ULN Indonesia masih tetap sehat dan terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 33,7%, menurun dibandingkan dengan rasio pada kuartal sebelumnya sebesar 35%.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, Itu ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,9% dari total ULN.
(Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Maret Turun US$2,3 Miliar)