Mafia sepak bola disinyalir masih bermain hingga saat ini. Sosok ini konon mengatur skor pertandingan, serta dapat memengaruhi tim yang menang dan menelan kekalahan.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir telah mendukung upaya Kepala Kepolisian RI (Kapolri) dalam membentuk Satuan Tugas (Satgas) Mafia Bola demi menciptakan iklim sepak bola yang bersih.
Erick juga telah menyiapkan hukuman berat bagi para pelaku yang telah dinyatakan bersalah dalam kasus pengaturan skor.
"Proses atau hukuman yang ada di PSSI berbeda, yaitu kita sudah sepakat yang namanya pemain, wasit, pemilik, pengurus, termasuk saya, kalau memang ada 'main-main' ya tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup," ujar Erick saat konferensi pers bersama Kapolri di Mabes Polri di Jakarta, dilansir dari Republika pada Senin (26/6/2023).
Lantas, hukuman apa yang pantas diterima oleh mafia bola menurut masyarakat?
Melalui survei Indikator Politik Indonesia, sebanyak 37,7% dari total responden menilai bahwa penjara jadi hukuman yang paling pantas diterima.
"Penjara paling banyak dinilai sebagai hukuman paling pantas bagi pihak yang terlibat dalam praktik mafia bola," tulis tim Indikator Politik Indonesia dalam laporan bertajuk Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektorial Jelang 2024 di Mata Generasi Muda.
Kemudian disusul oleh hukuman tidak boleh lagi terlibat di sepak bola yang dipilih 26,4% responden dan hukuman berupa denda yang dipilih 12,6% responden.
Survei ini melibatkan 1.220 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling, dengan proporsi responden laki-laki sebanyak 49,5% dan perempuan 50,5%.
Data dikoleksi pada 20-24 Juni 2023 melalui metode wawancara tatap muka, dengan margin of error sekira 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Survei: Banyak Orang Berharap PSSI Raih Prestasi Tingkat Dunia)