Intervensi yang dilakukan bank sentral untuk meredam gejolak nilai tukar rupian menggerus cadangan devisa Bank Indonesia (BI). Alhasil, cadangan devisa BI pada akhir Februari 2018 menyusut US$ 3,92 miliar (2,897%) menjadi US$ 128,1 miliar dari bulan sebelumnya.
Penyusutan cadangan devisa BI terbesar dalam bentuk surat berharga, yakni mencapai US$ 3,26 miliar (2,84%) menjadi US$ 111,68 miliar. Kemudian diikuti uang kertas asing dan simpanan sebesar US$ 601,5 juta (5,9%) dari bulan sebelumnya.
Berdasarkan komposisinya, cadangan devisa bank sentral terbesar berupa surat berharga, yakni mencapai 87,12% dari total. Di urutan kedua berupa uang kertas asing dan simpanan sebesar 7,5% dan emas moneter sebesar 2,68% di urutan ketiga. Sementara dalam bentuk Special Drawing Rights (SDRs) mencapai US$ 1,62 miliar atau sekitar 1,27% dari total cadangan devisa BI.