Selama penyelenggaraan mudik Lebaran 2024, pemerintah memberlakukan kebijakan rekayasa lalu lintas berupa one way dan contra flow. Ini dilakukan guna mengurai kemacetan akibat melonjaknya volume kendaraan.
Terdapat sejumlah sumber utama bagi masyarakat dalam mencari informasi terkait rekayasa lalu lintas selama mudik. Ini terlihat dari survei yang dilakukan Indikator Politik.
Hasilnya menunjukkan, 35,7% responden menjadikan pemberitaan di televisi sebagai sumber utama untuk mencari informasi lalu lintas pada mudik Lebaran tahun ini.
“Bahkan tv melakukan liputan selama berjam-jam, liputan spesial soal mudik itu ternyata sangat membantu warga dalam memperoleh informasi ruas-ruas jalan selama mudik,” kata Peneliti Utama Indikator Hendro Prasetyo dalam konferensi pers secara daring, Selada (14/5/2024).
Berikutnya, sebanyak 25,2% responden mengakses informasi dari media sosial dan 8,3% responden melalui media online.
Ada pula 7,5% responden yang mendapatkan informasi terkait kebijakan rekayasa lalu lintas selama mudik melalui petugas di lapangan.
“Mungkin karena ada interaksi di lapangan antara mereka yang mudik dengan petugas-petugas di lapangan, seperti kepolisian di rest area dan sepanjang perjalanan,” kata Hendro.
Selain itu, terdapat 6,7% responden yang mengakses informasi lalu lintas di Google Maps dan 1,3% menggunakan media lainnya. Sisanya, 13,4% responden tidak tahu atau tidak jawab.
Survei Indikator ini digelar pada 24-25 April 2024 dengan melibatkan 1.217 responden berusia 17 tahun ke atas yang memiliki telepon, diasumsikan mewakili 83% dari total populasi nasional.
Penarikan sampel menggunakan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing (RDD). Kemudian responden terpilih diwawancarai melalui telepon.
Toleransi kesalahan survei ini (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi sampel random sampling.
(Baca: Ini Alasan Masyarakat Memilih Mudik dengan Kendaraan Pribadi)