Emas merupakan salah satu komoditas berharga yang kerap dijadikan perhiasan. Masyarakat juga banyak meminati logam mulia ini sebagai alat investasi karena harganya cukup stabil dibanding komoditas lainnya.
Maka dari itu, banyak negara di dunia memproduksi komoditas tersebut, termasuk Indonesia. Menurut data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi emas di dunia diperkirakan mencapai 3.100 metrik ton pada 2022. Jumlah itu naik tipis 0,32% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3.090 metrik ton.
Data tersebut mencatat, Tiongkok merupakan produsen emas terbesar di dunia pada 2022. Produksi emas di Negeri Panda tercatat sebanyak 330 metrik ton sepanjang tahun lalu.
Di peringkat kedua, ada Australia dan Rusia yang memproduksi emas masing-masing sebesar 320 metrik ton. Kemudian, Kanada menempati peringkat ketiga dengan total produksi emas sebanyak 220 metrik ton.
Berikutnya, produksi emas di Amerika Serikat sebanyak 170 metrik ton. Lalu, Meksiko dan Kazakhstan memproduksi emas masing-masing sebesar 120 metrik ton.
Adapun Indonesia berada di peringkat ke-9 dengan produksi emas sebanyak 70 metrik ton pada 2022. Besaran volume produksi emas di Indonesia sama dengan Burkina Faso.
Berikut daftar negara produsen emas terbesar dunia pada 2022:
- Tiongkok: 330 metrik ton
- Australia: 320 metrik ton
- Rusia: 320 metrik ton
- Kanada: 220 metrik ton
- Amerika Serikat: 170 metrik ton
- Kazakhstan: 120 metrik ton
- Meksiko: 120 metrik ton
- Afrika Selatan: 110 metrik ton
- Peru: 100 metrik ton
- Uzbekistan: 100 metrik ton
- Ghana: 90 metrik ton
- Burkina Faso: 70 metrik ton
- Indonesia: 70 metrik ton
- Brasil: 60 metrik ton
- Kolombia: 60 metrik ton
- Tanzania: 60 metrik ton
- Mali: 50 metrik ton
- Papua Nugini: 50 metrik ton
- Sudan: 50 metrik ton
- Negara lainnya: 620 metrik ton
(Baca: Freeport Naikkan Target Produksi Emas dan Tembaga pada 2023)