Kobalt merupakan salah satu penyusun utama baterai kendaraan listrik, baik mobil, skuter maupun sepeda listrik. Dengan tren mobil listrik yang terus meningkat di masa depan, permintaan kobalt di seluruh dunia juga akan semakin meningkat.
Menurut data Survei Geologi Amerika Serikat, produksi kobalt secara global sebesar 140.000 metrik ton pada 2020. Jumlah ini turun 2,7% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 144.000 ton metrik.
Republik Demokratik Kongo merupakan negara penghasil kobalt terbesar di dunia, yakni mencapai 95.000 ton metrik pada 2020. Namun, kondisi geopolitik yang tidak stabil di dalam pemerintahan Republik Demokratik Kongo mengancam terhambatnya suplai kobalt dari Kongo ke luar negeri.
Negara penghasil kobalt terbesar berikutnya adalah Rusia, yakni sebanyak 6.300 ton metrik. Diikuti produksi kobalt dari Australia dan Filipina yang masing-masing sebesar 5.700 ton metrik dan 4.700 ton metrik. Kemudian, Kuba memproduksi 3.600 ton metrik kobalt pada 2020.
Kanada memproduksi kobalt sebesar 3.200 ton metrik dan Papua Nugini memproduksi sebesar 2.800 ton metrik. Lalu, produksi kobalt di Tiongkok dan Maroko masing-masing sebesar 2.300 ton metrik dan 1.900 ton metrik. Adapun produksinya di Afrika Selatan mencapai 1.800 ton metrik.
(Baca Selengkapnya: Mobil Listrik Diproyeksikan Tumbuh Pesat)