Korban tewas banjir di pesisir Derna, Libya, melonjak menjadi 11.300 orang per Jumat (15/9/2023). Bencana yang terjadi akibat jebolnya dua bendungan saat hujan lebat ini semula berjumlah 5.500 orang di kota tersebut dan 170 orang di tempat lainnya.
Melansir Al-Jazeera, Marie el-Drese, Sekretaris Jenderal Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) Libya mengatakan bahwa 10.100 orang lainnya masih dilaporkan hilang.
Pencarian terus dilakukan. Wali Kota Derna, Abdel-Moneim al-Ghaithi bahkan memprediksi jumlah korban jiwa bisa bertambah hingga 20.000 orang, mengingat banyaknya kawasan yang tersapu banjir hebat tersebut.
Banjir menggulung permukiman warga di Derna pada Minggu malam (10/9/2023). Seorang warga bersaksi bahwa air naik ke permukaan begitu cepat, hanya dalam hitungan detik. Dia sempat hanyut bersama ibunya pada larut malam sebelum mereka berhasil masuk ke sebuah bangunan kosong.
Bencana banjir kerap datang setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dihimpun Statista, selama 20 tahun terakhir bencana banjir terjadi di atas 100 kejadian setiap tahunnya. Kejadian ini tergolong tinggi, sebab pada 1990-2000, banjir yang terhimpun tak pernah lebih dari 100 kejadian.
Selama dua dekade, kejadian banjir masif terjadi pada 2006 yang mencapai 226 kejadian–menjadi tahun dengan tragedi banjir terbanyak. Jumlah peristiwa banjir terbanyak juga pernah terjadi pada 2021 yang mencapai 222 kejadian. Data terakhir pada 2022, bencana banjir mencapai 176 kejadian.
Sementara bencana banjir paling rendah terjadi pada 2004, 2017, dan 2018 dengan jumlah yang sama, yakni 127 kejadian.
Kejadian banjir yang dihimpun Statista mengacu pada jumlah korban tewas sedikitnya 10 orang, 100 orang terkena dampak, hingga menyebabkan keadaan darurat diumumkan dan/atau diperlukannya panggilan bantuan internasional.
(Baca juga: Bencana Alam Terkait Perubahan Iklim Meningkat di Skala Global)