Kementerian LHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 169 Dalam 24 Jam Terakhir (Selasa, 5 Desember 2023)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 169 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 50 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (5/12/2023) pukul 13.55 WIB. Dari 169 titik panas terdeteksi, 4 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 159 titik skala sedang, dan 6 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Maluku Utara sebanyak 30 titik. Kalimantan Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 25 titik. Sulawesi Tenggara berada di posisi ketiga sebanyak 21 titik panas.
Sebanyak 20 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Riau menyusul dengan 15 titik panas, serta Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah masing-masing memiliki 15 dan 9 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.