Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Selasa (7/5/2024) pukul 14.33 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 6 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 900 meter di atas puncak atau 2.323 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi Gunung Ili Lewotolok masih berlangsung saat laporan ini dibuat.
(Baca: Titik Panas Karhutla di Sumsel Bertambah pada Pertengahan Oktober 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 7 Mei 2024 pukul 06.00-12.00 WITA menunjukkan terjadi 9 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 9,9-19,9 milimeter dan lama gempa 130-315 detik.
Kemudian, 80 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2,5-17,8 milimeter dan lama gempa 21-259 detik serta 1 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 10,4 milimeter s-p 1,4 detik dan lama gempa 18 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 644 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (218 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 59 kali.
(Baca: 55 Bencana Terjadi pada Tengah September 2023, Karhutla Mendominasi)