Sebagian besar warga Indonesia menganggap dampak perubahan iklim paling serius adalah bencana banjir.
Hal ini terlihat dari laporan survei ISEAS-Yusof Ishak Institute yang bertajuk The Southeast Asia Climate Outlook: 2024 Survey Report.
Selain banjir, dampak perubahan iklim paling serius yang dihadapi Indonesia menurut responden lokal adalah tanah longsor dan badai tropis.
(Baca: Bumi Makin Panas, Biaya Ketahanan Pangan Makin Mahal)
Berikut daftar lengkap dampak perubahan iklim paling serius di Indonesia berdasarkan hasil survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada 2024:
- Banjir: 70,1%
- Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat: 52,8%
- Badai tropis: 52,8%
- Kekeringan: 48,9%
- Gelombang panas: 40,5%
- Naiknya permukaan air laut: 34,9%
Adapun di skala Asia Tenggara, tiga dampak utama perubahan iklim yang paling banyak dirasakan pada 2024 adalah banjir (70,3%), gelombang panas (51,8%), dan tanah longsor (49,8%).
"Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menggantikan kekeringan, yang merupakan salah satu dari tiga kekhawatiran utama pada 2023," kata ISEAS-Yusof Ishak Institute dalam laporannya.
"Mengingat geografi tropis yang unik dan beragam, tidak mengherankan jika terdapat variasi pengalaman responden regional terkait peristiwa cuaca ekstrem," lanjutnya.
ISEAS-Yusof Ishak Institute melakukan survei ini secara online pada 10 Juli-17 Agustus 2024. Survei ini melibatkan 2.931 responden berusia 16 tahun ke atas dari sepuluh negara anggota ASEAN.
Responden terdiri dari kalangan akademisi, think-tank, dan lembaga penelitian; sektor swasta; pemerintah; organisasi regional, organisasi antar-pemerintah, dan organisasi internasional; masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah; media; pelajar; serta pensiunan dan lainnya.
(Baca: Perubahan Iklim, Tantangan Terbesar di Asia Tenggara pada 2025)