Kasus dugaan peretasan data kembali terjadi. Kali ini peretas (hacker) dengan identitas Bjorka mengklaim data pemerintahan Indonesia hingga meretas dokumen milik Presiden Joko Widodo pada periode 2019 sampai 2021.
Peretas Bjorka setidaknya telah mengunggah 10 data terkait Indonesia dalam tiga pekan terakhir. Hacker Bjorka meretas dan mengunggah data Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kementerian dan lembaga (K/L), sim card ponsel hingga pejabat Indonesia.
Secara global, Indonesia tidak masuk daftar negara yang menjadi incaran peretas. Berdasarkan Microsoft Digital Defense Report 2021, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mendapatkan serangan peretas sejumlah negara di dunia pada periode Juli 2020 hingga Juni 2021.
Perusahaan teknologi tersebut menyusun laporan berfokus pada aktivitas kejahatan dunia maya yang didukung negara. Microsoft menyebut ada sekitar 48% serangan peretas menyasar Amerika sebagai sasaran utama. Ukraina menjadi negara target serangan peretasan dengan persentase 19%.
Negara yang menjadi target serangan hacker lainnya, yaitu Inggris (9%), Belgia (3%), Jepang (3%), Jerman (3%), Israel (2%), Moldova (2%), Portugal (1%), Arab Saudi (1%), dan lainnya (11%).
(baca: Ragam Motif Hacker, dari Jualan Data sampai Dendam Pribadi)