Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) melaporkan prevalensi anak penderita stunting usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara. Prevalensinya mencapai 31,8% pada 2020.
Prevalensi stunting tertinggi ada di Timor Leste sebesar 48,8%. Laos berada di posisi setelah Indonesia dengan prevalensi 30,2%.
Kemudian, Kamboja berada di posisi empat dengan prevalensi stunting balita sebesar 29,9%. Filipina menyusul dengan tingkat prevalensi stunting balita sebesar 28,7%.
Adapun, tingkat prevalensi anak penderita stunting terendah berasal dari Singapura. Tingkat prevalensinya hanya 2,8%.
(Baca: Pemuda Perempuan Miskin Lebih Berisiko Melahirkan dengan Berat Bayi Rendah)
ADB menjelaskan, terdapat target yang disepakati dunia untuk mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi pada 2030. Target ini mencakup stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun. Kemudian, memenuhi kebutuhan gizi remaja putri, ibu hamil dan menyusui, dan penduduk lanjut usia.