Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi di DI Yogyakarta pada tahun 2024 sebesar 97.467,3 Hektar. Data ini menunjukkan penurunan sebesar 7,78% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 105.693,66 Hektar. Penurunan ini juga terlihat dari selisih nilai dengan tahun sebelumnya yang turun 8.226,36 Hektar. Jika dibandingkan dengan rata-rata luas panen padi dalam tiga tahun terakhir (2021-2023) yaitu sekitar 109.657,99 Hektar, luas panen padi tahun 2024 mengalami penurunan yang signifikan.
Secara historis, luas panen padi di DI Yogyakarta mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan sebesar 4,16%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan turun 40,87%. Dalam lima tahun terakhir (2020-2024), luas panen padi cenderung menurun setelah sempat mengalami kenaikan di tahun 2021. Anomali terjadi pada tahun 2020 yang penurunan sangat dalam.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-5 dalam hal luas panen padi pada tahun 2024. Secara nasional, DI Yogyakarta berada di peringkat ke-19. Nilai luas panen padi DI Yogyakarta jauh di bawah Jawa Timur yang menempati urutan pertama di Pulau Jawa. Pertumbuhan luas panen padi di DI Yogyakarta juga lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain di Pulau Jawa.
Fluktuasi luas panen padi di DI Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga stabilitas produksi padi. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan serangan hama penyakit dapat mempengaruhi luas panen padi. Perlu adanya upaya dari pemerintah dan petani untuk mengatasi tantangan ini agar produksi padi di DI Yogyakarta dapat terus ditingkatkan. Data ini memberikan gambaran penting bagi pemangku kebijakan untuk merumuskan strategi yang tepat dalam mendukung sektor pertanian, khususnya tanaman padi, di DI Yogyakarta.
Kenaikan tertinggi luas panen padi di DI Yogyakarta terjadi pada tahun 2014, mencapai 159.266 Hektar. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 menjadi 93.956,45 Hektar. Anomali pada tahun 2020 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim ekstrem atau kebijakan pertanian yang berdampak signifikan pada luas panen padi. Data ini menyoroti pentingnya analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi luas panen padi untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang efektif.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menempati peringkat ke-16 secara nasional dengan luas panen padi mencapai 130.308,14 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di provinsi ini sebesar 14,38%, menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai salah satu produsen padi di Pulau Sulawesi, Sulawesi Tenggara memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan sektor pertaniannya. Angka ini menempatkan Sulawesi Tenggara pada posisi yang cukup baik dalam kontribusinya terhadap produksi padi nasional.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah menduduki peringkat ke-17 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 110.804,62 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di provinsi ini mencapai 9,08%, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai salah satu provinsi di Kalimantan, Kalimantan Tengah memiliki potensi lahan yang luas untuk pengembangan pertanian. Peningkatan ini menunjukkan upaya yang efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Bali
Bali menempati peringkat ke-18 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 107.225,38 Hektar. Meskipun mengalami penurunan turun 1,19%, Bali tetap menjadi salah satu daerah penting dalam produksi padi. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali juga perlu menjaga keseimbangan antara sektor pariwisata dan pertanian. Penurunan ini perlu menjadi perhatian untuk menjaga ketahanan pangan di pulau dewata.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat berada di peringkat ke-20 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 64.187,41 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di provinsi ini mencapai 9,52%, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan potensi sumber daya alam yang ada, Sulawesi Barat memiliki peluang untuk terus mengembangkan sektor pertanian. Peningkatan ini mencerminkan upaya yang baik dalam meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Jambi
Jambi menempati peringkat ke-21 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 64.119,24 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di provinsi ini mencapai 4,71%, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai salah satu provinsi di Sumatera, Jambi memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan sektor pertanian. Peningkatan ini menandakan adanya kemajuan dalam upaya meningkatkan hasil panen padi di Jambi.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menempati peringkat ke-22 secara nasional dengan luas panen padi sebesar 61.939,27 Hektar. Pertumbuhan luas panen padi di provinsi ini mencapai 8,51%, menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun bukan wilayah utama penghasil padi, Kalimantan Timur terus berupaya meningkatkan produktivitas pertaniannya. Peningkatan ini menunjukkan komitmen untuk mengembangkan sektor pertanian di tengah dominasi sektor pertambangan.