Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi protein per kapita per hari di Jawa Timur pada tahun 2024 sebesar 60.48 gram. Angka ini menunjukkan penurunan sedikit, yaitu turun 0.3% dibandingkan tahun sebelumnya (2023) yang mencapai 60.66 gram. Meskipun demikian, secara umum konsumsi protein di Jawa Timur cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Fluktuatif yang dimaksud adalah, dalam kurun waktu 2017-2024, konsumsi protein sempat mencapai titik tertinggi pada tahun 2018 yaitu sebesar 61.93 gram, namun kemudian mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi protein selama 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu sebesar 60.37 gram, maka konsumsi protein di tahun 2024 sedikit lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu sebesar 60.44 gram, maka konsumsi protein di tahun 2024 relatif stabil. Kenaikan tertinggi dalam periode data historis terjadi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan mencapai 9.22%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2009 dengan penurunan -4.7%.
(Baca: Harga Tembaga Pagi Hari Diperdagangkan US$4,99 /Pon (Rabu, 05 November 2025))
Dari data yang tersedia, Jawa Timur berada pada peringkat ke-5 di Pulau Jawa dalam hal konsumsi protein per kapita per hari pada tahun 2024. Sementara secara nasional, Jawa Timur menempati peringkat ke-21. Peringkat ini tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Provinsi dengan konsumsi protein tertinggi di Pulau Jawa adalah Jawa Tengah dengan nilai 59.16 gram.
Terlihat adanya anomali pada tahun 2018, di mana terjadi lonjakan konsumsi protein yang cukup signifikan. Jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun sebelum 2018 (2013-2017) yaitu sebesar 54.98 gram, kenaikan pada tahun 2018 sangat mencolok. Hal ini mengindikasikan adanya faktor-faktor khusus yang mempengaruhi konsumsi protein pada tahun tersebut, seperti perubahan kebijakan atau program pemerintah terkait gizi, atau faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap sumber protein.
Secara keseluruhan, data konsumsi protein di Jawa Timur menunjukkan kondisi yang relatif stabil dengan sedikit fluktuasi dari tahun ke tahun. Meskipun terjadi penurunan sedikit di tahun 2024, namun angka ini masih berada di atas rata-rata 5 tahun terakhir. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi konsumsi protein dan memastikan ketersediaan akses terhadap sumber protein yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Aceh
Aceh menempati peringkat ke-18 secara nasional dengan nilai konsumsi protein 60.64 gram. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan turun 0.67%. Penurunan ini sedikit lebih besar dibandingkan rata-rata pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir yang menunjukkan tren positif. Posisi Aceh lebih baik dari Jawa Timur secara nasional, namun demikian, terdapat penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan konsumsi protein di Aceh dalam 3 tahun terakhir juga perlu menjadi perhatian agar tidak terus menurun.
(Baca: Harga Gas Alam Dunia Sore Hari Diperdagangkan US$4,23 /Mmbtu (Rabu, 05 November 2025))
Bengkulu
Dengan nilai 60.58 gram, Bengkulu menduduki peringkat ke-19 secara nasional, menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 0.43%. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam data perbandingan provinsi lain, walau peningkatan tipis perlu diapresiasi. Peringkat yang cukup baik ini didukung oleh pertumbuhan positif, namun tetap perlu dipertahankan agar tidak mengalami penurunan di tahun mendatang. Dibandingkan dengan Jawa Timur, Bengkulu sedikit lebih baik dalam persentase pertumbuhan.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah mencatatkan nilai konsumsi protein 60.58 gram dan berada di peringkat ke-19 secara nasional. Pertumbuhan konsumsi protein di Sulawesi Tengah mencapai 2.61%, tertinggi di antara provinsi-provinsi lain yang dibandingkan. Peningkatan yang signifikan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam akses dan konsumsi protein di wilayah tersebut. Walaupun nilainya sama dengan Bengkulu, Sulawesi Tengah memiliki pertumbuhan yang jauh lebih tinggi. Pertumbuhan yang cukup besar ini perlu dipertahankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat memiliki nilai konsumsi protein 60.03 gram dan berada di peringkat ke-22 secara nasional. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 0.15%. Peningkatan ini sangat tipis dibandingkan dengan provinsi lain yang menunjukkan performa yang lebih baik. Posisi ini perlu menjadi perhatian agar Sulawesi Barat dapat meningkatkan konsumsi protein di masa mendatang. Kenaikan tipis juga perlu mendapat perhatian agar peningkatan di masa depan bisa menjadi lebih signifikan.
Jawa Tengah
Jawa Tengah memiliki nilai konsumsi protein 59.23 gram dan berada di peringkat ke-23 secara nasional. Pertumbuhan menunjukkan penurunan turun 0.7%, penurunan tertinggi dalam data perbandingan. Penurunan ini perlu dianalisis lebih lanjut agar Jawa Tengah dapat kembali meningkatkan konsumsi protein di masa mendatang. Walaupun berada di pulau yang sama dengan Jawa Timur, Jawa Tengah mencatatkan penurunan konsumsi protein yang signifikan. Hal ini perlu menjadi evaluasi untuk meningkatkan konsumsi protein di masa depan.
Riau
Dengan nilai konsumsi protein 59.16 gram, Riau menempati peringkat ke-24 secara nasional, mengalami penurunan turun 1.35%. Penurunan ini paling signifikan di antara semua provinsi yang dibandingkan, menandakan tantangan yang perlu segera diatasi. Penurunan konsumsi protein ini mengindikasikan adanya masalah dalam akses dan ketersediaan sumber protein di Riau. Posisi Riau perlu mendapat perhatian khusus mengingat penurunan yang cukup besar.