Virus Covid-19 varian Omicron B.1.1.529 baru-baru ini kian ramai dibicarakan di seluruh dunia, bahkan sudah terdeteksi masuk ke wilayah Indonesia. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) melakukan penelitian terkait gejala yang dirasakan penderita Covid-19 varian Omicron.
CDC melaporkan, mayoritas atau 89% pasien Covid-19 varian Omicron terbukti mengalami gejala batuk. Selain batuk, 65% penderita Covid-19 varian Omicron juga mengalami gejala lain yaitu mudah lelah.
Kemudian, penderita Covid-19 varian Omicron juga mengalami gejala pilek atau hidung tersumbat. Jumlah orang yang mengalami efek tersebut mencapai 59%.
Selain itu, gejala lain yang dialami penderita Covid-19 varian omicron adalah demam (38%), mual atau muntah (22%), sesak napas (16%), diare (11%), dan anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman (8%).
CDC juga melaporkan, kelompok umur 18-39 tahun sejauh ini paling banyak mengidap varian Omicron, dengan persentase 89%. Kemudian diikuti kelompok umur 40-64 tahun (23%), 65 tahun ke atas (9%) dan 18 tahun ke bawah (9%).
Dalam mengantisipasi meluasnya varian baru Omicron ini, Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada agar terhindar dari penularan virus corona termasuk varian baru tersebut. Masyarakat diimbau untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
(Baca: Termasuk RI, 6 Negara ASEAN Deteksi Kasus Covid-19 Varian Omicron)