Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor konstruksi Provinsi Papua Barat Daya pada tahun 2024 sebesar Rp 5,34 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan turun 0,05% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 5,34 triliun. Meskipun demikian, nilai ini menempatkan Papua Barat Daya pada peringkat ke-5 di Pulau Papua dan peringkat ke-33 secara nasional.
Dibandingkan dengan data historis, pertumbuhan PDRB sektor konstruksi Papua Barat Daya menunjukkan fluktuasi. Tahun 2024 mengalami penurunan setelah pada tahun 2023 tidak mengalami perubahan. Data historis yang terbatas membuat sulit untuk menentukan tren jangka panjang, namun perlu dicatat bahwa kinerja sektor konstruksi pada tahun 2024 sedikit menurun.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMK Laki-Laki Periode 2017-2024)
Perbandingan dengan provinsi lain di Pulau Papua menunjukkan bahwa nilai PDRB ADHB sektor konstruksi Papua Barat Daya masih berada di bawah Papua Selatan (Rp 7,74 triliun) dan Papua Barat (Rp 6,00 triliun). Namun, nilainya lebih tinggi dibandingkan Gorontalo (Rp 6,18 triliun), Papua Pegunungan (Rp 5,28 triliun), Bengkulu (Rp 5,08 triliun), dan Maluku (Rp 4,87 triliun).
Secara nasional, peringkat Papua Barat Daya berada di tengah, menunjukkan bahwa sektor konstruksi di provinsi ini masih memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh. Peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini di masa depan.
Berikut adalah perbandingan dengan beberapa provinsi lain berdasarkan data yang tersedia:
Papua Selatan
Papua Selatan menempati posisi teratas di antara provinsi-provinsi di Papua dengan nilai konstruksi mencapai Rp 7,74 triliun. Angka ini menempatkannya pada peringkat ke-30 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Papua Selatan mencapai 2,91%, menunjukkan perkembangan yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya mencapai Rp 219,06 miliar, mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas konstruksi yang signifikan di wilayah ini.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Selatan Periode 2018-2023)
Gorontalo
Gorontalo mencatatkan nilai konstruksi sebesar Rp 6,18 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-5 di Pulau Sulawesi dan peringkat ke-31 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Gorontalo cukup tinggi, mencapai 8,21%. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 469,4 miliar, menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas konstruksi. Dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, pertumbuhan sektor konstruksi di Gorontalo menunjukkan tren yang positif.
Papua Barat
Papua Barat mencatatkan nilai konstruksi sebesar Rp 6,00 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-4 di Pulau Papua dan peringkat ke-32 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Papua Barat mencapai 3,92%. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 226,76 miliar. Dengan data ini, Papua Barat menunjukkan stabilitas dalam perkembangan sektor konstruksi, meskipun pertumbuhannya tidak secepat Gorontalo atau Papua Selatan.
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan mencatatkan nilai konstruksi sebesar Rp 5,28 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-6 di Pulau Papua dan peringkat ke-34 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Papua Pegunungan mencapai 7,09%. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 349,68 miliar. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar sektor konstruksi di Papua Pegunungan, meskipun nilai totalnya masih lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Papua.
Bengkulu
Bengkulu mencatatkan nilai konstruksi sebesar Rp 5,08 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-10 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-35 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Bengkulu mencapai 6,38%. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 304,95 miliar. Pertumbuhan sektor konstruksi di Bengkulu menunjukkan tren positif, mencerminkan adanya peningkatan aktivitas pembangunan di wilayah tersebut.
Maluku
Maluku mencatatkan nilai konstruksi sebesar Rp 4,87 triliun, menempatkannya pada peringkat ke-1 di Pulau Maluku dan peringkat ke-36 secara nasional. Pertumbuhan sektor konstruksi di Maluku mencapai 7,22%. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 327,84 miliar. Pertumbuhan ini menandakan perkembangan positif di sektor konstruksi Maluku, didorong oleh berbagai proyek pembangunan dan investasi infrastruktur.