Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Jawa Barat mencapai 20,2% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-22 secara nasional.
Angka tersebut pun menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di Jawa Barat sebesar 24,5%.
Tercatat, ada 11 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 16 kabupaten/kota di bawah angka provinsi.
Kabupaten Sumedang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Barat, yakni mencapai 27,6% pada SSGI 2022. Angka balita stunting di kabupaten ini melonjak drastis dari tahun sebelumnya sebesar 22%.
Wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar berikutnya adalah Kabupaten Sukabumi sebesar 27,5% dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 27,3%.
Adapun prevalensi balita stunting di Kota Bekasi tercatat paling kecil di Jawa Barat, yakni hanya 6%. Setelahnya, ada Kota Depok sebesar 12,6%, serta Kabupaten Cianjur sebesar 13,6%.
Berikut prevalensi balita stunting di Jawa Barat berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kab Sumedang: 27,6%
- Kab Sukabumi: 27,5%
- Kab Bandung Barat: 27,3%
- Kab Tasikmalaya: 27,2%
- Kab Bandung: 25%
- Kab Bogor: 24,9%
- Kab Majalengka : 24,3%
- Kab Garut: 23,6%
- Kota Tasikmalaya: 22,4%
- Kab Purwakarta : 21,8%
- Kab Indramayu: 21,1%
- Kab Pangandaran: 20%
- Kab Kuningan: 19,4%
- Kota Bandung: 19,4%
- Kota Banjar: 19,3%
- Kota Sukabumi: 19,2%
- Kota Bogor: 18,7%
- Kab Cirebon: 18,6%
- Kab Ciamis: 18,6%
- Kab Bekasi: 17,8%
- Kota Cirebon: 17%
- Kota Cimahi: 16,4%
- Kab Subang: 15,7%
- Kab Karawang: 14%
- Kab Cianjur: 13,6%
- Kota Depok: 12,6%
- Kota Bekasi: 6%
(Baca: Angka Stunting Indonesia Turun pada 2022, Rekor Terbaik Dekade Ini)