Bank Dunia membagi kelas masyarakat Indonesia menurut pengeluarannya menjadi 5 kategori. Kelima kategori tersebut adalah kelompok penduduk miskin, rentan, menuju kelas menengah, kelas menengah, dan kelas atas.
Menurut laporan Bank Dunia bertajuk “Aspiring Indonesia-Expanding The Middle Class” yang dirilis September 2019, selama 50 tahun terakhir hingga 2014 Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan rata-rata 5,6%. Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, Indonesia mampu menurunkan kemiskinan ekstrem secara substansial yang menjadikan Indonesia mencapai status negara berpendapatan menengah.
“Dari mereka yang termasuk penduduk miskin pada 1993, sebanyak 80% sudah tidak lagi miskin pada 2014, ini kemajuan besar yang telah dibuat,” seperti dalam rilis Bank Dunia.
Kelas menengah telah tumbuh lebih cepat dari kelompok lainnya yang mencapai 52 juta orang Indonesia yang secara ekonomi aman (1 dari 5 orang Indonesia).
Kelas menengah Indonesia telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi kelompok ini tumbuh 12% setiap tahunnya sejak 2002 dan sekarang telah mewakili hampir setengah konsumsi rumah tangga Indonesia.
Perluasan populasi kelas mengah sangat penting untuk membuka potensi pembangunan Indonesia dan mendorong Indonesia ke status negara berpenghasilan tinggi.
Berikut ini pengelompokan kelas masyarakat Indonesia menurut Bank Indonesia (2016):
- Miskin dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan nasional atau kurang dari Rp354.000 per bulan (US$2,2 per hari).
- Rentan dengan pengeluaran Rp354.000 – 532.000 per orang sebulan (US$2,2 – 3,3 per orang sehari).
- Menuju kelas menengah dengan pengeluaran Rp532.000 –1,2 juta per orang sebulan (US$3,3 – 7,75 per orang sehari).
- Kelas menengah dengan pengeluaran Rp1,2 juta – 6 juta per orang sebulan (US$7,75 – 38 per orang sehari).
- Kelas atas dengan pengeluaran di atas Rp6 juta per orang sebulan (>US$38 per orang sehari).
(Baca: Angka Kemiskinan Indonesia Maret 2022 Terendah Semenjak Pandemi)