Banyak orang menganggap media sosial memberi pengaruh positif terhadap kesehatan mental.
Hal ini terlihat dalam laporan hasil survei McKinsey Health Institute yang bertajuk Gen Z mental health: The impact of tech and social media.
Menurut survei tersebut, kelompok mayoritas dari berbagai generasi menilai media sosial lebih berdampak positif bagi kesehatan mental mereka.
Anggapan itu paling banyak dimiliki oleh generasi milenial dengan proporsi 36%, diikuti generasi X 35%, dan baby boomers 34%.
Adapun generasi Z yang menganggap media sosial positif bagi kesehatan mental hanya 32%, paling sedikit dibanding generasi lain yang lebih tua.
Generasi Z juga menjadi kelompok yang paling banyak menganggap media sosial buruk untuk kesehatan mental. Ada 27% responden gen Z yang berpandangan seperti itu.
Sementara, responden generasi milenial yang menyatakan media sosial negatif bagi mental mereka ada 19%, generasi X 14%, dan baby boomers hanya 9%.
"Dampak negatif (media sosial terhadap kesehatan mental) tampaknya paling besar terjadi pada generasi muda," kata tim McKinsey Health Institute dalam laporannya.
"Dampak yang sangat nyata terjadi pada generasi Z yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di media sosial, dan generasi Z memiliki kesehatan mental yang buruk," kata mereka.
Survei McKinsey ini dilakukan pada 2022 terhadap 41.960 responden di 26 negara, termasuk Indonesia. Survei dilakukan dengan pertanyaan yang meliputi empat dimensi kesehatan yaitu mental, fisik, sosial, dan spiritual.
(Baca: Masalah Keuangan hingga Tekanan dari Pasangan Jadi Pemicu Kesehatan Mental di Indonesia)