Masalah Keuangan hingga Tekanan dari Pasangan Jadi Pemicu Kesehatan Mental di Indonesia

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Annissa Mutia 27/10/2022 15:30 WIB
Faktor Pemicu Kesehatan Mental Penduduk Indonesia (Per Oktober 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Gangguan kesehatan mental kini menjadi perhatian dunia. Menurut riset Populix, 52% persen penduduk Indonesia bahkan mengaku mempunyai gejala kesehatan mental.

Gejala kesehatan mental paling banyak dirasakan masyarakat Indonesia, yaitu perubahan mood (26%). Kemudian ada pula yang mengalami gejala perubahan kualitas tidur dan kecemasan berlebihan.

"Survei kami menunjukkan bahwa 52% masyarakat Indonesia, terutama perempuan berusia 18-24 tahun, menyadari bahwa mereka memiliki gejala gangguan kesehatan mental, baik dalam bentuk gejala ringan maupun berat. Mayoritas dari para responden juga menyadari bahwa telah mengalami gejala tersebut dalam 6 bulan terakhir,” kata Co-Founder dan COO Populix, Eileen Kamtawijoyo dalam keterangan tertulis seperti dilansir Kumparan.com.

 

Berikut gejala umum kesehatan mental di Indonesia, yaitu:

  • Perubahan Mood 26%
  • Perubahan Kualitas Tidur 19%
  • Takut/Cemas Berlebihan 18%
  • Kelelahan Parah 10%
  • Perasaan bingung, marah, mudah tersinggung, gelisah, cemas, ketakutan 8%

Sementara itu, faktor pemicu kesehatan mental di Indonesia terkait kondisi perekonomian yang tak menentu, rasa kesepian, beban pekerjaan, hingga beban dari pasangan.  

Faktor pemicu kesehatan mental di Indonesia, yaitu:

  • Masalah Keuangan 59%
  • Kesepian 46%
  • Beban Pekerjaan 37%
  • Trauma Masa Lalu 28%
  • Beban dari Pasangan 17%
  • Tinggal di Lingkungan Buruk 13%
  • Diskriminasi 10%
  • Korban Perundungan 8%
  • Komentar Buruk di Media Sosial 5%
  • Kekerasan di Rumah 3%
  • Cedera Kepala 2%
  • Permasalahan Keluarga 2%
  • Tekanan Sekolah 1%
  • Lainnya 4%

Survei tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi Populix terhadap 1.005 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-54 tahun. Penelitian dilakukan pada 16-17 September 2022.

(baca: Rasio Tenaga Kesehatan Mental di Eropa Tertinggi pada 2020)

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua