Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjalankan program bernama COVAX di tengah pandemi Covid-19. Tujuannya adalah membagikan vaksin virus corona pada 91 negara miskin dan berpenghasilan menengah di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Berdasarkan data Duke Global Health Innovation Center, COVAX telah memesan 700 juta dosis dari para kandidat vaksin virus corona hingga Senin (14/12). Jumlah itu berasal dari AstraZeneca/Oxford, Sanofi, dan pengembangan COVAX sendiri.
Namun, program tersebut terancam gagal lantaran terhambat penggalangan dana, risiko pasokan vaksin, dan pengaturan kontrak. Akibatnya, masyarakat di negara-negara miskin kemungkinan baru mendapatkan vaksin pada 2024.