Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi ayam ras pedaging di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024 mencapai 22.668.162 ekor. Data historis menunjukkan fluktuasi, di mana pada tahun 2024 terjadi kenaikan tipis sebesar 1,55% dibandingkan tahun 2023. Meskipun demikian, angka ini masih di bawah rata-rata populasi selama tiga tahun terakhir (2021-2023) yang mencapai 23.356.261 ekor. Dibandingkan lima tahun terakhir (2019-2023), rata-rata populasi adalah 21.748.908 ekor, menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi ayam ras pedaging di provinsi ini dalam lima tahun terakhir relatif stabil.
Pada tahun 2024, Kepulauan Bangka Belitung menduduki peringkat ke-8 di Pulau Sumatera dalam hal populasi ayam ras pedaging. Secara nasional, provinsi ini berada pada peringkat ke-20. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung memiliki populasi yang lebih rendah dibandingkan Nusa Tenggara Barat yang berada di posisi ke 17 dengan nilai populasi 39.354.493 ekor dan persentase pertumbuhan 0.79%. Sementara Aceh berada di ranking 18 dengan nilai populasi 35.891.791 ekor dan persentase pertumbuhan 0.37% pada tahun 2024.
(Baca: Harga Gula Pasir Lokal di Pasar Modern Periode Desember 2024-2025)
Kenaikan populasi ayam ras pedaging tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung terjadi pada tahun 2018, dengan pertumbuhan mencapai 125,6%. Di sisi lain, penurunan terendah terjadi pada tahun 2004, dengan penurunan turun 81,94%. Anomali terlihat pada tahun 2004, di mana terjadi penurunan signifikan. Jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya (2001-2003) yang menunjukkan tren positif, penurunan ini cukup mencolok.
Secara keseluruhan, populasi ayam ras pedaging di Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan dinamika yang fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan nilai 125,6%. Sedangkan penurunan tajam terjadi pada tahun 2004, dengan nilai -81,94%. Pada tahun 2024, meskipun mengalami kenaikan, pertumbuhan tidak signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan masih di bawah rata-rata tiga tahun terakhir.
Data ini menunjukkan bahwa industri peternakan ayam ras pedaging di Kepulauan Bangka Belitung perlu terus didorong dengan kebijakan yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing provinsi ini di tingkat regional dan nasional. Perlu adanya evaluasi mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi populasi, seperti kondisi pasar, ketersediaan pakan, dan kebijakan pemerintah.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat menempati urutan ke-17 secara nasional dan ke-2 di antara pulau-pulau Nusa Tenggara dan Bali, menunjukkan posisi yang cukup kuat dalam produksi ayam ras pedaging. Dengan populasi mencapai 39.354.493 ekor, provinsi ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,79%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional, menandakan potensi pertumbuhan yang signifikan. Perbandingan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan sebesar 309.112 ekor, mengindikasikan bahwa industri peternakan ayam ras pedaging di provinsi ini terus berkembang. Dengan capaian ini, Nusa Tenggara Barat memiliki prospek menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
(Baca: Rata-Rata Upah atau Gaji Bersih Sebulan Pekerja Formal Jasa Pendidikan Periode 2015-2025)
Aceh
Aceh menduduki peringkat ke-18 secara nasional dan ke-7 di Pulau Sumatera dengan total populasi ayam ras pedaging mencapai 35.891.791 ekor. Pertumbuhan populasi ayam ras pedaging di Aceh sedikit lebih rendah dibandingkan wilayah lain, yaitu 0,37%. Namun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan sebesar 133.004 ekor. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa industri peternakan ayam ras pedaging di Aceh tetap mengalami perkembangan positif, meskipun tidak sepesat beberapa wilayah lain.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah menempati urutan ke-19 secara nasional dan berada di posisi ke-4 di Pulau Kalimantan. Populasi ayam ras pedaging di Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 32.428.288 ekor. Data menunjukan adanya penurunan turun 0,46%. Meskipun begitu, nilai populasi ayam ras pedaging di Kalimantan Tengah cukup besar dibandingkan dengan provinsi lainnya. Hal ini dapat menjadi modal untuk meningkatkan potensi peternakan unggas di Kalimantan Tengah.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menempati urutan ke-21 secara nasional dan ke-9 di Pulau Sumatera dengan total populasi ayam ras pedaging mencapai 17.945.495 ekor. Dengan pertumbuhan yang mencapai 2,28%, Kepulauan Riau menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan yang cukup baik. Peningkatan populasi dari tahun sebelumnya adalah 400.016 ekor. Kepulauan Riau terus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam sektor peternakan ayam ras pedaging, meskipun masih perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan produksinya.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur menempati urutan ke-22 secara nasional dan ke-3 di antara pulau-pulau Nusa Tenggara dan Bali, mencatatkan populasi ayam ras pedaging sebesar 16.371.540 ekor. Dengan tingkat pertumbuhan yang stabil di angka 0,26%, sektor peternakan ayam ras pedaging di provinsi ini menunjukkan performa yang solid. Peningkatan populasi dibandingkan tahun sebelumnya tercatat sebesar 42.869 ekor, mengindikasikan bahwa industri ini terus berkembang.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara menempati urutan ke-23 secara nasional dan ke-2 di Pulau Sulawesi. Data menunjukkan populasi ayam ras pedaging di wilayah ini mencapai 11.963.663 ekor. Nilai ini menunjukkan ada pertumbuhan yang cukup baik sebesar 2,28%. Dengan peningkatan sebesar 266.946 ekor dibandingkan tahun sebelumnya, Sulawesi Utara berpotensi untuk meningkatkan lagi hasil produksi dan kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan daging ayam ras pedaging di tingkat nasional.